Suara.com - Wakil Ketua Komisi II DPR Aria Bima mengatakan, bahwa DPR nampak tidak bisa melakukan fungsinya sebagai pengawas terhadap pemerintah dan lembaga eksekutif di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Pasalnya, kondisi itu terjadi akibat mayoritas partai politik di DPR RI saat ini adalah pendukung pemerintah.
"Saya melihat bahwa DPR ini saat ini bisa dikatakan hampir tidak akan melakukan fungsi check and balance dalam kelembagaan. Karena hampir 80 persen itu adalah bagian dari lingkaran kekuasaan," kata Aria Bima saat acara seminar Kagama 'Prospek Demokrasi Indonesia' di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Aria menyebut saat ini hanya ada dua partai yang paling mungkin menjadi oposisi. Salah satunya ialah partainya sendiri, PDI Perjuangan.
"Seberapa pun besar (partai koalisi), PDI Perjuangan mungkin bersama PKS, tetap akan menjadi oposisi dalam kelembagaan bukan oposisi yang apriori," imbuhnya.
Lemahnya peran DPR, dikatakan oleh Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, memang sengaja dilakukan oleh pemerintah pusat. Pelemahan tersebut dilakukan secara sadar dan legal sehingga menutup celah pelanggaran hukum untuk mencrgah tuntutan publik.
Buvitri menjelaskan, tindakan itu disebut sebagai autokratik legalism atau pelemahan secara legal untuk melahirkan otokratisme dan mematikan demokrasi.
"Caranya adalah dengan membunuh sistem yang memungkinkan adanya akuntabilitas. Karena demokrasi adalah soal akuntabilitas. Jadi, dari dalam riset saya itu, salah satunya yang saya tangkap adalah cara legal untuk mematikan DPR," kata Bivitri saat acara seminar yang sama.
Akademisi Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera itu menyebutkan bahwa praktik autokratik legalism banyak dipotret oleh para peneliti sebagai salah satu penyebab rubuhnya demokrasi di banyak negara karena tidak ada perlawanan dari masyarakat yang merasa baik-baik saja.
Baca Juga: PDIP Tantang Budi Arie Sebut Nama Sosok T Terkait Kasus Judol: Gak Usah Pakai Inisial!
"Dan buat saya, Indonesia adalah lahan yang sangat subur untuk autokratik legalism, karena cara kita dididik dari SD bahkan, warga negara yang baik adalah warga negara yang taat hukum. Bener, tapi kan kita nggak dikasih ruang untuk kritis terhadap hukum," tuturnya.
Dia menegaskan bahwa di atas hukum, seharusnya tetap ada moralitas dan etik yang tetap harus diutamakan dalam bernegara dan menjalankan pemerintahan.
Berita Terkait
-
PDIP Tantang Budi Arie Sebut Nama Sosok T Terkait Kasus Judol: Gak Usah Pakai Inisial!
-
PDIP Bantah 'T' Timses Ganjar-Pramono, Budi Arie Didesak Buka Data Bukan Inisial
-
Dituduh Tak Lulus Kuliah, Uya Kuya Pamer Foto Wisuda: Maaf Kalau Cuma ...
-
Kekayaan Uya Kuya Jadi Sorotan, Rumah Puluhan Miliar di AS Tak Masuk LHKPN?
-
Momen Khidmat, Pegawai dan Anggota DPR Tegap Sikap Sempurna saat Indonesia Raya Dikumandangkan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri