Suara.com - Pelukis Yos Suprapto membeberkan bahwa kurator pamerannya di Galeri Nasional Jakarta, Suwarno Wisetrotomo, tidak pernah mengomentari dua karya lukisnya yang dinilai vulgar dan tidak layak dipamerkan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Yos saat konferensi pers bersama Lembaga Bantuan Hukum Jakarta di Gedung YLBHI, Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
Ia mengemukakan, sejak proses pembuatan karya untuk pamerannya dimulai sejak 2023, Suwarno sudah mengunjungi rumahnya tiga kali. Ketika berkunjung itu, Yos mengemukakan bahwa Suwarno telah melihat dua lukisan tersebut.
Meski demikian, ia mengungkapkan, kurator Pameran bertema 'Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan' tidak sekalipun mengomentarinya. Dua lukisan yang dinilai vulgar tersebut, jelas Yos, berjudul 'Konoha I' dan 'Konoha II'.
Yos kemudian menjelaskan karyanya berjudul 'Konoha II' yang bercerita soal 'Asal Bapak Senang'. Karya tersebut menampilkan dua sosok manusia telanjang saling berhadapan. Salah satunya memakai simbol topi raja yang memunggungi dari sudut pandang apresiator. Kemudian di bawahnya menggambarkan sejumlah orang sedang menjilati pantat sang raja.
"Yang menyangkut kekuasaan dan kultur hyperindividu yang saya gambarkan dalam konteks budaya jilat menjilat (Konoha II), atau budaya asal bapak senang, itu tidak pernah dikatakan oleh dia (Suwarno), 'ini jangan.' Jadi tidak ada omongan apapun itu," katanya.
Belakangan, ia justru baru mengetahui ada lima karya lukisnya yang tidak boleh dipamerkan ketika pihak Galeri Nasional Jakarta membatalkan pamerannya.
Yos berharap bisa segera bernegosiasi dengan pihak Galeri Nasional. Apabila tidak bisa, dia akan menempuh pendekatan hukum.
Langkah tersebut diputuskan bakal diambilnya, lantaran sebagai pengkarya dalam pameran tidak bisa masuk ke Galeri Nasional untuk mengakses karya-karyanya.
Baca Juga: Menolak Karyanya Disebut Berisi Makian, Yos Suprapto: Fadli Zon Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan
Pun bila pameran tetap akan digelar dengan syarat karyanya tidak boleh ditampilkan atau disensor, Yos menegaskan tetap menolak. Menurutnya, lebih baik pulang ke Yogyakarta dan membawa karya-karyanya.
Sebelumnya, Suwarno Wisetrotomo menyatakan, tidak menyetujui dua lukisan Yos yang dinilai tidak sesuai tema dan dinilai terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora sebagai lukisan.
"Bagi saya, seorang kurator bertanggungjawab terhadap kesesuaian antara tema yang disepakati dengan materi pameran. Bagi saya, sebagai seorang kurator, pendapat saya penting untuk dipertimbangkan oleh seniman," kata Suwarno dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/12/2024).
Dosen Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu berharap klarifikasinya terkait pembatalan pameran Yos Suprapto bisa memperjelas persoalan yang terjadi.
"Saya menyadari bahwa kompleksitas persoalan ini tidak dapat dirangkum hanya dalam satu lembar pernyataan. Namun saya berharap klarifikasi ini dapat membantu memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi yang terjadi," ujarnya.
Berita Terkait
-
Menolak Karyanya Disebut Berisi Makian, Yos Suprapto: Fadli Zon Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan
-
Anies dan Mahfud Kritik Pembatalan Pameran Lukisan Yos: Seni Dilarang, Akan Selalu Menemukan Jalannya
-
Suwarno Jelaskan Alasan Tidak Setujui Lukisan Yos Suprapto yang Akan Dipamerkan, karena Mirip Jokowi?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra