Orang tua siswa, Kamelia (38) mengatakan video itu direkamnya saat datang ke SD swasta di Jalan STM Medan pada Rabu 8 Januari 2025. Dirinya datang ke sekolah karena belum membayar tunggakan SPP kedua anaknya selama tiga bulan dan tidak bisa mengambil rapot.
"Sebelum Natal kan itu ujian, memang di situ saya belum bayar uang sekolah abang beradik, 3 bulan. Cuma saya sempat minta dispensasi sama kepala sekolah agar anak bisa ikut ujian, alhamdulillah dikasihlah ujian," kata Kamelia ketika ditemui wartawan di rumahnya Jalan Brigjen Katamso, Gang Jarak, Kecamatan Medan Johor.
Usai ujian, karena merasa belum membayar SPP, Kamelia tidak mengambil rapot anaknya ke sekolah. Hingga pada Senin 6 Januari 2025 aktivitas belajar kembali dimulai, anaknya datang ke sekolah.
Wali kelasnya sempat memperingatkan kepada orang tua murid melalui grup whatsapp (WA) yang belum datang ke sekolah mengambil rapot, anaknya tidak diperkenankan datang mengikuti kegiatan belajar.
"Saya pikir gak dapat hukumanlah ya, dan saya gak kepikiran dia itu sampai duduk di lantai," ucapnya.
Beberapa hari kemudian, tepatnya Rabu 8 Januari 2025, anaknya bercerita jika ia mendapat perlakuan tak elok dari gurunya, yakni disuruh duduk di lantai.
"Karena penasaran saya datang ke sekolah, (sesampainya) saya di pagar sekolah teman-teman dia ngejar nih, ibu ambilah rapor IM dia bilang gitu, kasihan IM duduk di lantai kayak pengemis," ucapnya.
Kekhawatiran Kamelia jika anaknya mendapatkan perlakuan kejam ternyata terbukti. Sembari menangis, ia kemudian merekam saat anaknya belajar duduk di lantai.
"Di situ saya nangis ya Allah anakku, tega kali gurumu nak saya bilang. Akhirnya saya argumen lah sama gurunya," ungkapnya.
Kamelia mengatakan guru tersebut lalu mengajaknya menemui kepala sekolah. Di situ kepala sekolah mengaku tidak tahu ada hukuman seperti itu.
"Kepsek saya tanya ibu gak tahu masalah ini? (Dijawab) sumpah saya gak tahu, anak ibu dihukum sampai duduk di lantai dan peraturan itu saya tidak tahu," katanya.
Berita Terkait
-
Dugaan Korupsi Chromebook: Petinggi Perusahaan Teknologi Dipanggil Jaksa, Ternyata Ini Alasannya
-
Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan: Para Petinggi BUMN Ini Mulai Diselidiki Kejagung
-
Advokat Senior Sorot Kasus Dugaan Korupsi Digitalisasi Pendidikan Nadiem Makarim: Banyak Kejanggalan
-
Ustaz Yusuf Mansur Dulu Mondok di Mana? Viral Buka Jasa Kirim Doa Online Berbayar
-
Beda Pendidikan Amanda Manopo dan Kenny Austin, Ada yang Baru Mulai Kuliah
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN