Suara.com - Diplomat tertinggi Uni Eropa mengatakan pada hari Kamis bahwa ia awalnya mengira Presiden AS Donald Trump telah mencampuradukkan Volodymyr Zelensky dengan Vladimir Putin ketika ia menyebut pemimpin Ukraina itu sebagai "diktator".
"Pertama kali ketika saya mendengar ini, saya seperti, oh, ia pasti mencampuradukkan keduanya, karena jelas Putin adalah diktator," kata Kaja Kallas kepada wartawan di Johannesburg.
Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social miliknya pada hari Rabu, Trump menulis bahwa Zelensky adalah "diktator tanpa pemilihan umum".
Masa jabatan lima tahun Zelensky berakhir tahun lalu tetapi hukum Ukraina tidak mewajibkan pemilihan umum selama masa perang.
"Zelensky adalah pemimpin terpilih dalam pemilihan umum yang adil dan bebas," kata Kallas dalam sebuah pengarahan setelah menghadiri pertemuan menteri luar negeri G20.
Konstitusi banyak negara mengizinkan pemilihan umum ditangguhkan selama masa perang untuk fokus pada konflik, katanya.
"Rusia, yang menyerang Ukraina pada tahun 2022, dapat memilih untuk mengadakan pemilihan umum yang bebas tetapi mereka takut demokrasi akan berkembang, karena dalam demokrasi, para pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa.
"Itu benar-benar dari buku pegangan diktator."
Trump telah mengguncang Ukraina dan para pendukungnya di Eropa dengan membuka pembicaraan langsung dengan Moskow untuk mengakhiri perang, tetapi tidak termasuk Kyiv dan negara-negara Eropa.
Baca Juga: Trump Klaim Dirinya Cegah Perang Dunia III, Kecam Zelensky "Diktator"
Kallas mengatakan fokus harus tetap pada dukungan terhadap Ukraina dan memberikan tekanan politik dan ekonomi pada Rusia.
Semakin kuat Ukraina di "medan perang, semakin kuat mereka di belakang meja perundingan," katanya, seraya menambahkan, "Rusia tidak benar-benar menginginkan perdamaian."
Kallas mengatakan, terlalu dini untuk berbicara tentang pengiriman pasukan untuk melindungi Ukraina setelah kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia.
Sebaliknya, Ukraina membutuhkan jaminan keamanan konkret bahwa Rusia tidak akan menyerang lagi, katanya, seraya menambahkan bahwa sejarah telah menunjukkan bahwa gencatan senjata hanyalah kesempatan bagi Rusia "untuk berkumpul kembali dan mempersenjatai kembali."
Berita Terkait
-
Zelensky Semprot Trump: Anda Terjebak Disinformasi Rusia!
-
Macron ke Trump: Jangan Lemah Terhadap Putin!
-
Wapres AS: Ukraina Mustahil Menang Lawan Rusia, Perang Takkan Terjadi di Era Trump
-
Pasukan Rusia Rebut Kembali 800 Km Persegi Wilayah dari Ukraina
-
Trump Klaim Dirinya Cegah Perang Dunia III, Kecam Zelensky "Diktator"
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
CEK FAKTA: Presiden Prabowo Temui Pendemo dan Meminta Maaf?
-
Mirip Indonesia? Demo Berdarah di Nepal karena Rakyat Muak Lihat Keluarga Pejabat Flexing
-
Update Demo Berdarah di Nepal, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Disiksa dan Terbakar Hidup-hidup
-
Agensi Wajib Setor Uang buat Kuota Haji Khusus, KPK Ungkap Liciknya Pejabat Kemenag: Sewenang-Wenang
-
Diduga Oknum Polisi Perintah Bebaskan Pencuri Motor: Motor Kamu Ada Dua Kan?
-
CEK FAKTA: Benarkah Purnawirawan TNI Gelar Demo Tuntut Pemakzulan Gibran?
-
Demo 10 September 2025: Aktivis-Mahasiswa Demo di Polda Metro Buntut Penangkapan Delpedro Cs
-
KPK Ungkap Dugaan RK Terima Uang Hasil Korupsi Pengadaan Iklan di BJB
-
PSI Jakarta Ungkap Aksi Nyata Jawab Tuntutan 17+8, Apa Saja?
-
Baru Sehari Jabat Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa Didemo dan Didesak Dicopot