Suara.com - Perang kata-kata semakin memanas antara presiden Ukraina dan AS saat Volodymyr Zelensky membalas tuduhan Donald Trump bahwa Ukraina memulai perang yang sedang berlangsung dengan Rusia.
Berbicara kepada wartawan di Kyiv pada hari Rabu, Zelensky mengkritik Trump atas klaimnya, dengan mengatakan bahwa presiden Amerika terjebak dalam "gelembung disinformasi" dan bahwa Ukraina tidak untuk dijual.
"Sayangnya, Presiden Trump - saya sangat menghormatinya sebagai pemimpin negara yang sangat kami hormati rakyat Amerika yang selalu mendukung kami - sayangnya hidup di ruang disinformasi ini," kata Zelensky.
Tanggapan tersebut menyusul pernyataan presiden AS bahwa Ukraina bertanggung jawab atas operasi militer Rusia dan bahwa Kyiv dapat membuat kesepakatan untuk menghindari konflik yang meletus pada bulan Februari 2022.
Trump juga mempertanyakan legitimasi mitranya dari Ukraina, dengan alasan bahwa peringkat persetujuan Zelensky hanya 4%.
"Karena kita berbicara tentang 4%, kita telah melihat disinformasi ini, kita memahami bahwa itu berasal dari Rusia," kata Zelensky sambil menepis klaim Trump.
Mengacu pada $67 miliar dalam bentuk senjata dan $31,5 miliar dalam bentuk dukungan anggaran AS, Zelensky mengatakan bahwa tuntutan Amerika agar Ukraina mentransfer mineral langka Ukraina senilai $500 miliar sebagai kompensasi bukanlah pembicaraan serius karena ia tidak dapat menjual negaranya.
Zelensky marah atas pembicaraan tingkat tinggi antara pejabat AS dan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina yang diadakan di ibu kota Saudi pada hari Selasa tanpa partisipasi Kyiv.
Keluhan Kyiv tentang dikucilkannya mereka dari pembicaraan itulah yang memicu omelan Trump terhadap Zelensky pada hari Selasa.
Baca Juga: Prancis Tegaskan Hak Ukraina dalam Kesepakatan Perdamaian dengan Rusia
Zelensky mengatakan bahwa pembicaraan langsung AS dengan Rusia sebenarnya "membantu Putin keluar dari keterasingannya yang panjang," sebuah klaim yang tidak menjadi pertanda baik bagi Trump.
Trump tidak berhenti mempertanyakan siapa yang memulai perang di Ukraina tetapi tampaknya mempertanyakan legitimasi Zelensky.
Berita Terkait
-
Macron ke Trump: Jangan Lemah Terhadap Putin!
-
Pemimpin Arab Kumpul di Saudi Bahas Nasib Gaza, Tolak Rencana Trump
-
Wapres AS: Ukraina Mustahil Menang Lawan Rusia, Perang Takkan Terjadi di Era Trump
-
Prancis Tegaskan Hak Ukraina dalam Kesepakatan Perdamaian dengan Rusia
-
Trump Puji Arab Saudi, Kecam Zelenskyy di Forum Investasi Miami
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui