Suara.com - Hizbullah telah mempersiapkan diri selama lebih dari sebulan untuk menggelar pemakaman massal bagi para pemimpinnya yang terbunuh, Hassan Nasrallah dan Hashem Safieddine, yang dibunuh oleh Israel pada tahun 2024 dalam perang terakhirnya dengan partai yang didukung Iran tersebut.
Hizbullah bermaksud menggunakan pemakaman tersebut sebagai semacam referendum atas popularitasnya dan menunjukkan bahwa para pendukungnya terus mendukungnya setelah mengalami kekalahan besar dalam perang tersebut dan setelah melemah secara politik di Lebanon.
Partai tersebut telah menyerukan para pendukungnya di Lebanon dan luar negeri untuk datang secara massal ke pemakaman yang akan diadakan pada hari Minggu.
Pemerintah baru-baru ini menangguhkan penerbangan dari Iran ke Beirut karena masalah keamanan, yang membuat Hizbullah berjuang keras mencari rute alternatif untuk menerbangkan para pendukungnya dari Iran ke Lebanon.
Iran telah beralih ke Baghdad dan penerbangan dari ibu kota Irak ke Beirut telah dipesan penuh selama berhari-hari.
Sumber informasi mengatakan bahwa perwakilan Iran di Irak telah berupaya mengirim banyak orang ke pemakaman tersebut.
Bandara Internasional Rafik Hariri di Beirut telah menjadi tempat terjadinya sejumlah pertikaian antara para pelancong atas desakan para peserta pemakaman untuk membawa poster Nasrallah dan meneriakkan slogan-slogan yang mendukung partai tersebut.
Putra Nasrallah, Mohammed Mehdi, juga telah bergabung dalam upaya untuk menggalang para pendukung. Dalam sebuah unggahan di Instagram, ia menuduh "musuh-musuh bekerja melawan kita untuk mencegah pemakaman dilaksanakan."
Ia meminta mereka yang dapat hadir untuk hadir dan mengabaikan kekhawatiran tentang lalu lintas dan cuaca buruk. Sementara itu, badan-badan keamanan waspada terhadap segala bentrokan yang mungkin terjadi pada hari pemakaman antara para pendukung Hizbullah dan para penentangnya.
Presiden Joseph Aoun pada hari Jumat memimpin rapat keamanan yang dihadiri oleh para menteri pertahanan dan dalam negeri serta kepala badan-badan keamanan untuk membahas langkah-langkah yang akan diambil untuk pemakaman tersebut.
Seorang sumber keamanan mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa badan-badan keamanan berada pada tingkat siaga tertinggi di seluruh negeri untuk mengantisipasi pemakaman tersebut. Semua tindakan pencegahan dan rencana telah disiapkan untuk menghadapi segala perkembangan, tambahnya.
Upacara pemakaman kemungkinan akan membuat Lebanon terhenti karena para pendukung Hizbullah berbondong-bondong ke Beirut dari seluruh negeri. Pihak berwenang telah menangguhkan penerbangan dari bandara Beirut pada hari Minggu antara pukul 12 dan 4 sore.
Para pejabat Hizbullah telah meminta masyarakat untuk menghadiri pemakaman, dan mengungkapkan bahwa para pelancong dan pejabat dari 79 negara dipastikan hadir di sana.
Aktivis politik dan pemimpin redaksi situs web Janoubia Ali al-Amine mengatakan bahwa aksi unjuk rasa besar-besaran para pendukung untuk pemakaman tersebut murni bermotif politik dan tidak ada hubungannya dengan pemakaman.
Hizbullah menggunakan segala cara yang dimilikinya untuk menggalang dan menekan para pendukung agar menghadiri acara tersebut. Siapa pun yang tidak hadir akan dianggap sebagai pengkhianat terhadap perjuangannya dan akan menghadapi kritik, katanya kepada Asharq Al-Awsat.
Berita Terkait
-
Israel Serang Lebanon Selatan saat Pemakaman Pemimpin Hizbullah
-
Lebanon Beri Syarat Mutlak ke Israel, Bebaskan Tahanan dan Tinggalkan Wilayah Pendudukan
-
Gencatan Senjata Palsu? Israel Terus Serang Lebanon Setelah Penarikan
-
Presiden Lebanon Desak Israel Akhiri Pendudukan di Titik yang Tersisa
-
Bukan buat Kaum Mendang-mending, Viral Harga Liang Lahat Pemakaman Al Azhar Memorial Garden Tembus Rp3 M
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen