Suara.com - Rumor dilemahkan hingga dibubarkannya lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terdengar langsung di telinga Eks Penyidik KPK Periode 2007-2021, Novel Baswedan.
Dalam perbincangannya di podcast Eks Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, Novel mengaku bahwa banyak mendengar informasi soal siapa yang akan melemahkan KPK.
Novel mengatakan bahwa dirinya banyak mendengar nama Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang menjadi dalang di balik melemahnya KPK.
Informasi-informasi yang diterima Novel tersebut membuatnya terus bertanya dalam hati, apa alasan terbesar Hasto dan rekan-rekannya di PDIP.
“Ketika KPK dilemahkan, saya yakin itu disengaja dilemahkan bahkan mau dihilangkan di tengah kondisi negara yang praktik korupsi itu banyak, inikan membingungkan,” ujar Novel, dikutip dari youtube Bambang Widjojanto, Senin (10/3/25).
Momen pertemuan Novel dengan Hasto di sebuah acara menjadi kesempatan yang luar biasa untuk Novel.
Tanpa basa-basi, Novel memanfaatkan posisi duduknya yang berdekatan dengan Hasto untuk memperoleh informasi.
“Saya banyak informasi yang masuk bahwa Pak Hasto adalah salah satu orang yang ikut dalam upaya itu, dan juga bisa jadi beberapa rekannya di PDIP,” ujar Novel.
“Maka ketika bertemu saya bertanya, kenapa sih KPK kok direncanakan akan dibubarkan atau dibelenggu dan dilemahkan seperti sekarang, terus kalau mau dibubarkan punya rencana apa ke depan? Apakah korupsi itu memang tidak ingin diberantas?,” sambungnya.
Baca Juga: Rumah Ridwan Kamil Digeledah KPK, Ada Kaitan dengan Kasus BJB? KPK Buka Suara!
Pertanyaan Novel tersebut justru langsung dibantah oleh Hasto. Dalam percakapannya, Hasto mengatakan bahwa bukan dirinya dalang di balik itu semua.
Novel sontak semakin terkejut lagi ketika Hasto menyebutkan nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
“Waktu itu dijawab, ‘bukan, bukan saya, ini pak Jokowi bukan saya, kami itu cuman ketempuan aja,’ gitulah kurang lebih,” cerita Novel.
Sementara itu Novel menyebut soal klarifikasi dari Hasto. Menurut fakta yang diketahui Novel, usulan tersebut adalah murni dari DPR dan Fraksi PDIP.
“Tapi kalau melihat dari faktanya kan usulannya dari DPR, dan katanya DPR nya pun dari fraksi PDIP, tapi kan hal itu mesti ditelusuri,” Ujarnya.
Soal dilemahkan bahkan hingga dibubarkan menurut Novel sebagai Eks Penyidik KPK bukanlah masalah yang besar. Asalkan, Lembaga untuk memberantas korupsi tersebut bisa digantikan dengan yang lain, sehingga pemberantasan korupsi di Indonesia tetap berjalan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar