Suara.com - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Tibiko Zabar, pesimis penjara terpencil khusus koruptor yang dimau Presiden Prabowo Subianto bisa membuat efek jera. Sebaliknya, penjara terpencil tersebut malah membuat narapidana korupsi semakin sulit untuk dipantau.
Ketidakyakinan Tibiko beralasan. Sebab selama ini praktik korupsi juga terjadi sampai di dalam lapas.
"Adanya penjara khusus di pulau terpencil justru potensial membuat napi korupsi semakin tidak terpantau dan sulit diawasi. Sebab hari ini, dugaan korupsi juga terjadi dalam lapas korupsi," kata Tibiko kepada Suara.com, Jumat (14/3/2025).
Koordinator Divisi Kampanye ICW itu menyoroti rencana Presiden Prabowo Subianto untuk membangun pernjara di pulau terpencil. Ia melihat ide kepala negara tersebur terkesan lucu.
"Wacana membangun penjara di pulau terpencil ini lucu dan terkesan jadi ide yang cemerlang membuat geger. Padahal, dalam faktanya persoalan penjara koruptor hari ini saja masih jadi masalah besar. Sudah jadi rahasia umum, penjara bagi pelaku korupsi mendapatkan fasilitas yg mewah," kata Tibiko.
Ketimbang membangun penjara di pulau terpencil, Tibiko menyarankan Prabowo untuk membuat jera koruptor dengan cara lain. Salah satunya melalui upaya memiskinkam koruptor.
"Pak Prabowo harus ingat dan pelajari kembali bahwa jika ingin membuat jera koruptor ada banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan memiskinkan koruptor, merampas aset hasil kejahatan korupsi. Makanya, RUU Perampasan Aset jadi penting segera dibahas dan disahkan," kata Tibiko.
Sebelumnya, Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW) Agus Sunaryanto menilai penajara di pulau terpencil tidak bisa membuat efek jera terhadap koruptor. Menurutnya pemerintah seharusnya lebih fokus untuk memiskiskan para koruptor terlebih dahulu.
Hal ini disampaikan Agus menanggapi rencana Presiden Prabowo Subianto untuk membangun penjara di pulau terpencil untuk narapidana korupsi. Agus menyampaikan seharusnya pemerintah lebih mengutamakan memiskinkan koruptor lewat pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Perampasan Aset.
"Pendekatan pemberantasan korupsi sekarang ini lebih fokus pada pemiskinan koruptor, salah satunya dengan perampasan aset," kata Agus kepada Suara.com, Jumat (14/3/2025).
Bila fokus utama untuk memiskinkam koruptor sudah dilakukan lewat perampasan aset, setelahnya pemerintah bisa memikirkan untuk memberi efek jera dalam bentuk lainnya, termasuk penjara di pulau terpencil.
"Kalau hal ini sudah dilakukan baru ditambah efek jeranya dengan pemenjaraan, mau di pulau terpencil atau penjara maksimum," kata Agus.
Bikin Penjara Khusus
Presiden Prabowo Subianto berencana membuat penjara di pulau terpencil dengan lautan yang dipenuhi hiu untuk menampung para koruptor berhasil ditangkap.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam sambutannya saat acara peluncuran mekanisme baru penyaluran tunjangan guru ASN langsung ke rekening guru di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Berita Terkait
-
Prabowo Berencana Cari Pulau Untuk Penjara Koruptor : Biar Bertemu Hiu
-
Sebelum Kirim ke Penjara Terpencil yang Ada Hiu, ICW Sarankan Prabowo Miskinkan Koruptor Dulu
-
Ifan Seventeen Jadi Dirut PFN, Fedi Nuril Sindir Pedas: Pengalaman Filmnya Nggak Jelas!
-
Sinyal Bahaya di Balik Defisit APBN Awal Tahun 2025, Benarkah Bisa Berujung Impeachment?
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Tak Ingin Insiden SMA 72 Terulang, Gubernur Pramono Tegaskan Setop Praktik Bullying di Sekolah
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS