Suara.com - Dalam rangka memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha, umat Buddha di seluruh dunia akan merayakan Hari Waisak yang jatuh pada 12 Mei 2025.
Waisak adalah momen penting bagi umat Buddha untuk merenungkan ajaran Siddhartha Gautama, yang dikenal sebagai Sang Buddha.
Meskipun menjadi tokoh yang sangat dihormati dalam agama Buddha. Namun, tidak banyak yang mengetahui asal-usul dan riwayat perjalanan hidup Siddhartha Gautama.
Lahir di Taman Lumbini sekitar 623 SM, Siddhartha Gautama adalah putra dari Raja Suddhodana dan Ratu Maya Devi, yang berasal dari klan Shakya. Ia kemudian dikenal sebagai pendiri Agama Buddha yang diakui di seluruh dunia.
Nama "Siddhartha" sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "seseorang yang telah mencapai tujuan hidupnya," sementara "Gautama" merujuk pada nama keluarga yang berasal dari leluhur yang terkenal sebagai guru spiritual.
Sebagai seorang pangeran, Siddhartha Gautama justru memilih meninggalkan segala kemewahan dunia demi mencari pencerahan.
Perjalanan spiritualnya membawa perubahan besar dalam pandangan hidup banyak orang, dan ajarannya membentuk dasar ajaran agama Buddha hingga kini. Inilah penjelasan tentang riwayat hidup Siddhartha Gautama secara singkat.
Kehidupan Awal Siddhartha Gautama
Sejak lahir, Siddhartha sudah menunjukkan tanda-tanda istimewa. Menurut ramalan seorang peramal, tubuhnya memancarkan 32 tanda yang menandakan bahwa ia akan menjadi pemimpin besar.
Namun, sang peramal juga memprediksi bahwa kehidupan duniawi tidak akan memberikan kepuasan sejati bagi Siddhartha. Hal ini membuat Raja Suddhodana khawatir bahwa putranya akan meninggalkan istana dan menjadi seorang pertapa.
Baca Juga: 50 Gambar Poster Hari Raya Waisak 2025, Desain Keren Cocok Dibagikan ke Medsos
Ayah Siddhartha berusaha melindunginya dari kenyataan dunia luar yang penuh penderitaan dengan membesarkannya dalam kemewahan istana, menghindarkan putranya dari melihat orang-orang lanjut usia, penderita penyakit, mayat, serta kehidupan pertapa yang penuh pengorbanan.
Namun, ketika Siddhartha menginjak usia 29 tahun, ia memutuskan untuk keluar dari istana dan menjelajahi dunia luar.
Dalam perjalanan tersebut, ia pertama kali melihat seorang pria tua, seorang yang sakit, sebuah mayat, dan seorang pertapa.
Melihat kenyataan tersebut, Siddhartha merasa terkejut dan menyadari bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan yang tak terhindarkan, termasuk usia tua, penyakit, dan kematian.
Meninggalkan Kehidupan Duniawi
Setelah melihat rangkaian penderitaan tersebut, Siddhartha tergerak untuk mencari jawaban atas pertanyaan besar dalam hidupnya, yaitu tentang bagaimana cara mengatasi penderitaan yang dialami manusia.
Pada usia 29 tahun, ia meninggalkan istana, istri, dan anaknya yang masih bayi, dan memulai perjalanan spiritual untuk menemukan cara mengatasi penderitaan tersebut.
Berita Terkait
-
50 Gambar Poster Hari Raya Waisak 2025, Desain Keren Cocok Dibagikan ke Medsos
-
InJourney Siap Sambut Puluhan Ribu Umat Buddha Rayakan Waisak di Candi Borobudur
-
Libur Nasional Waisak 2025, Apakah Ada Long Weekend Lagi?
-
Imlek di Tanah Syariat: Toleransi Bersemi di Banda Aceh
-
Situs Kelahiran Buddha di Nepal Terancam Punah: Mengapa Ini Terjadi?
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!
-
Percepat Penanganan Darurat Pascabencana, Hari Ini Bina Marga akan Tinjau Beutong Ateuh Banggalang
-
Ikuti Instruksi Kapolri, Pemkot Jogja Resmi Larang Pesta Kembang Api saat Pergantian Tahun
-
Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Akses Warga dan Rantai Logistik Bireuen Kembali Terhubung
-
Kerja 24 Jam, Kementerian PU Percepat Pemulihan Jalan Terdampak Bencana di Aceh Tamiang
-
KPK SP3 Perkara Eks Bupati Konawe Utara, ICW Tagih Penjelasan Kasus Korupsi Tambang
-
Jutaan Wisatawan Serbu Yogyakarta, Kedatangan Lebih Tinggi dari Keberangkatan
-
Megawati Teken SK Baru! Dolfie Jadi Ketua DPD PDIP di Jateng