15.000 tahun lalu, saat zaman es berakhir, laut naik 10 kali lebih cepat dibanding sekarang. Sekitar 3 juta tahun lalu, ketika kadar CO2 setinggi saat ini, permukaan laut berada 10–20 meter lebih tinggi dari sekarang.
Bahkan jika manusia berhasil menghilangkan CO2 dari atmosfer, lapisan es tidak akan pulih dalam hitungan tahun—melainkan ratusan atau ribuan tahun. Daratan yang tenggelam bisa tetap hilang sampai Bumi memasuki zaman es berikutnya.
Namun, bukan berarti tak ada harapan.
Belize pernah memindahkan ibu kotanya ke daratan setelah badai dahsyat pada 1970. Tapi kota terbesarnya tetap berada di pesisir dan terancam tenggelam dengan kenaikan hanya 1 meter.
Carlos Fuller, negosiator iklim senior dari Belize, menegaskan pentingnya bertindak sekarang:.
“Temuan ini hanya menegaskan bahwa kita harus berupaya sekeras mungkin agar tetap dalam batas 1,5°C. Atau setidaknya sedekat mungkin. Hanya dengan begitu kita punya peluang untuk melindungi kota-kota pesisir.”
Masih adakah yang bisa dilakukan?
Menghadapi ancaman kenaikan muka air laut, strategi adaptasi tidak bisa lagi hanya dibicarakan di ruang-ruang kebijakan. Setiap individu kini dituntut untuk mengenali batas toleransi risikonya sendiri.
Bagi sebagian orang, risiko ini menyangkut kondisi kesehatan anggota keluarga, kestabilan finansial, hingga kemampuan untuk pindah tempat tinggal jika ancaman banjir tak bisa dihindari.
Baca Juga: NTT Percepat Aksi Iklim Berkeadilan Lewat Kolaborasi: Mencari Solusi di Tengah Krisis
Selain itu, mereka juga perlu mengidentifikasi bagian-bagian rumah atau bisnis yang rentan—seperti ruang bawah tanah, sistem kelistrikan, atau barang-barang berharga, yang bisa terdampak banjir maupun erosi pantai dan naiknya air tanah.
Di sisi lain, tanggung jawab besar berada di pundak para pengambil keputusan lokal. Mereka perlu mengakses dan memahami panduan teknis berbasis ilmiah seperti Laporan Kenaikan Muka Air Laut 2022, agar setiap kebijakan yang dibuat benar-benar berpijak pada data.
Mitigasi di tingkat daerah bisa dilakukan dengan mendorong transisi ke energi bersih, memperbaiki efisiensi energi, serta melindungi kawasan pesisir yang berfungsi sebagai penyangga alami karbon. Dalam hal adaptasi, strategi jangka panjang harus mencakup pembangunan infrastruktur tangguh, pemulihan kawasan alami seperti lahan basah dan hutan bakau, serta penyusunan rencana tata kota yang sadar iklim.
Upaya ini tidak akan berhasil tanpa komitmen untuk melibatkan masyarakat secara menyeluruh. Pemerintah perlu menyediakan pendidikan publik yang mendorong kesadaran kolektif, mendukung relokasi komunitas yang rentan, dan memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal dalam proses adaptasi.
Dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis ilmu pengetahuan, adaptasi terhadap kenaikan muka air laut bukan hanya mungkin, tetapi juga mendesak untuk dilakukan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
DPRD DKI Dukung Pramono Tambah Rute LRT hingga PIK2: Perkuat Konektivitas di Utara Jakarta
-
Pemangkasan TKD Diprotes Gubernur, Sultan Sebut Itu Bentuk Kepedulian dan Tanggung Jawab Politik
-
Atraksi Binturong 'Berkaki Lima' Jadi Primadona di Malam Perdana Ragunan Zoo
-
Antusiasme Pengunjung Ragunan Malam di Luar Dugaan, Kadis Pertamanan: Saya Kaget!
-
Uji Coba Wisata Malam Ragunan: Nostalgia Masa Kecil di Bawah Bintang!
-
93 KK di Kampung Nelayan Indramayu Mendapatkan Layanan Sambung Listrik Gratis dari PLN
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Agustina Wilujeng: Kader Posyandu Adalah Garda Terdepan Kesehatan Warga Semarang