Suara.com - Universitas Indonesia (UI) menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) dengan pendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) paling banyak tahun ini. Jumlahnya mencapai 111.206 orang.
Akan tetapi, jumlah peserta SNBT yang diterima kampus tersebut tidak sampai setengahnya.
UI bahkan tidak masuk dalam daftar 20 besar PTN yang paling banyak menerima peserta SNBT 2025. Kampus yang justru menempati posisi pertama sebagai PTN dengan jumlah penerimaan SNBT terbanyak ialah Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Padahal pada daftar PTN dengan peserta SNBT terbanyak, UNESA berada diperingkat delapan dengan jumlah 66.670 orang. Kampus itu kemudian menerima sebanyak 8.816 peserta SNBT yang dinyatakan lolos, menjadi yang terbanyak di Indonesia tahun ini.
Ketua pelaksana SNPMB 2025 Eduart Wolok menjelaskan bahwa jumlah penerimaan di masing-masing PTN sangat bergantung pada kuota yang disediakan, dan bukan semata-mata soal popularitas kampus.
"UI sebagai perguruan tinggi favorit itu memang banyak yang mendaftar. Tapi kalau penerima terbanyak karena ada kuota. Kalau kuota yang disediakan memang UNESA menyediakan kuota di SNBT itu lebih banyak daripada UI," jelas Eduart dalam konferensi pers SNBT, Selasa (27/5/2025).
Ia menambahkan bahwa penetapan kuota penerimaan bukanlah keputusan yang bisa diambil secara sembarangan oleh kampus.
Ada sejumlah faktor teknis yang harus dipertimbangkan dengan matang, terutama untuk menjaga mutu pendidikan di masing-masing institusi.
Sejumlah faktor itu seperti jumlah tenaga pengajar dan non pengajar di kampus hingga sarana-prasarana yang dimiliki universitas.
Baca Juga: Gadis yang Kritik Dedi Mulyadi Punya Cita-cita Masuk UI Jurusan Filsafat, Memang Berapa Biayanya?
"Jadi setiap kampus perguruan tinggi negeri itu tidak bisa serta-merta langsung menaikan daya tampung. Misalnya nih, prodi yang ada di ITS dengan daya tampung total 100, kemudian tiba-tiba tahun depan mau dibikin 200, itu tidak mungkin. Karena kita harus menyesuaikan dengan infrastruktur, SDM, agar mutu dan kualitas tetap bisa kita jaga," tuturnya.
Faktor-faktor seperti rasio dosen dan mahasiswa, ketersediaan sarana dan prasarana belajar, serta alokasi waktu pembelajaran menjadi komponen utama yang mempengaruhi penetapan kuota setiap tahunnya.
Eduart menegaskan bahwa keputusan kampus terkait jumlah penerimaan bukan sekadar angka, melainkan bagian dari perhitungan serius untuk menjaga kualitas pendidikan tinggi nasional.
"Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk bisa naik (jumlah kuota). Dan itu memang berbeda setiap PTN. Karena memang proses dari setiap PTN juga kan berbeda," ujarnya.
Kendati begitu, dia menilai kalau kualitas perguruan tinggi negeri di Indonesia saat ini menunjukkan tren yang positif.
Menurutnya, gap kualitas antar-PTN terus mengecil dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan tinggi nasional bergerak ke arah yang lebih merata dan berdaya saing.
Berita Terkait
-
Istana Kaji Usul Menkes Budi Gunadi Sadikin Dicopot: Kita Carikan Jalan Keluar...
-
Jumlah Penduduk Indonesia Berpotensi Makin Menyusut? LD FEB UI Ungkap Studi Terbaru
-
Kemitraan UI dan UC Berkeley Makin Erat, Dorong Riset Lintas Negara
-
Gadis yang Kritik Dedi Mulyadi Punya Cita-cita Masuk UI Jurusan Filsafat, Memang Berapa Biayanya?
-
Rekam Mahasiswi Mandi Selama 8 Detik, Dokter PPDS UI Terancam 12 Tahun Penjara
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah