2. Pemisahan Agama dan Negara: Salah satu pilar utama platformnya adalah menciptakan Iran yang sekuler, di mana agama tidak mendikte hukum dan kebijakan negara.
3. Hak Asasi Manusia: Menjunjung tinggi hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan kesetaraan gender, yang sejalan dengan semangat gerakan protes "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan" (Woman, Life, Freedom).
4. Referendum: Poin terpenting dalam visi politiknya adalah referendum bebas dan adil. Ia berulang kali menyatakan bahwa rakyat Iran harus diberi hak untuk memilih bentuk pemerintahan mereka sendiri, apakah itu monarki konstitusional (seperti di Inggris atau Spanyol) atau republik.
Sikap tersebut membuatnya lebih pragmatis di mata sebagian kalangan, karena ia tidak memaksakan pemulihan monarki, melainkan menyerahkan keputusan akhir kepada rakyat.
Peran dalam Gelombang Protes
Sejak meletusnya protes besar-besaran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini pada September 2022, peran Reza Pahlavi menjadi semakin signifikan. Ia bertindak sebagai salah satu duta internasional utama bagi gerakan tersebut.
Ia aktif bertemu dengan para pemimpin dunia dan anggota parlemen di Eropa dan Amerika Utara, mendesak mereka untuk meningkatkan tekanan terhadap Republik Islam dan mendukung para pengunjuk rasa.
Pahlevi juga aktif menggunakan platform media sosialnya yang memiliki jutaan pengikut dan wawancara dengan media internasional, ia menyuarakan tuntutan para demonstran di Iran kepada audiens global.
Pahlavi berusaha menyatukan faksi-faksi oposisi Iran yang terpecah-belah di diaspora. Ia menjadi salah satu penggagas "Piagam Solidaritas dan Aliansi untuk Kebebasan," sebuah dokumen yang ditandatangani oleh berbagai tokoh oposisi untuk menyatukan langkah menuju Iran yang demokratis.
Baca Juga: CEK FAKTA: MUI Dukung Israel Serang Iran, Sebut Syiah Kafir Halal Dimusnahkan, Benarkah?
Tantangan dan Kritik
Meskipun populer di kalangan sebagian warga Iran yang merindukan era sekuler sebelum 1979, Reza Pahlavi juga menghadapi tantangan dan kritik.
Namanya tidak bisa dilepaskan dari pemerintahan ayahnya, yang meskipun membawa modernisasi, juga dikritik karena praktik otoriter dan keberadaan polisi rahasia SAVAK.
Selain itu, banyak kelompok oposisi, terutama yang berhaluan republik, menolak gagasan monarki dalam bentuk apa pun dan curiga bahwa ia bertujuan mengembalikan kekuasaan dinastinya.
Para kritikus juga mempertanyakan seberapa besar pengaruh riilnya di dalam Iran, mengingat ia telah hidup di pengasingan selama lebih dari empat dekade.
Berita Terkait
- 
            
              CEK FAKTA: MUI Dukung Israel Serang Iran, Sebut Syiah Kafir Halal Dimusnahkan, Benarkah?
 - 
            
              Sri Mulyani: Geopolitik Memanas, Bank Sentral Dunia Dihadapkan Dilema Suku Bunga
 - 
            
              Menperin Sebut Perang Iran-Israel Bisa Bikin Industri Dalam Negeri Kocar-kacir
 - 
            
              Iran-Israel Saling Serang, Harga Minyak Dunia Lompat Tinggi Lagi
 - 
            
              Bandara Ditutup, 42 WNI Ziarah Terjebak di Israel: Begini Upaya Evakuasi
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 - 
            
              Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
 
Terkini
- 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
 - 
            
              Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!