Suara.com - Krisis iklim bukan cuma soal suhu bumi yang naik, tetapi juga tentang banjir informasi yang menyesatkan. Laporan terbaru dari Panel Internasional tentang Lingkungan Informasi (Ipie) menyebut, misinformasi kini menjadi penghalang serius dalam upaya menyelamatkan planet.
Ipie meninjau 300 studi dan menemukan bahwa tindakan nyata untuk menanggulangi krisis iklim terganggu oleh informasi salah, baik yang tersebar secara sengaja maupun tidak.
Pelakunya bukan sembarangan mulai dari perusahaan bahan bakar fosil, politisi sayap kanan, hingga aktor negara tertentu.
Taktik penyangkal perubahan iklim pun kini bergeser. Mereka tidak lagi hanya meragukan sains, tetapi mulai menyerang solusi. Salah satu contoh klaim palsu bahwa energi terbarukan menjadi penyebab padamnya listrik secara massal di Spanyol.
Klaim ini dengan cepat menyebar lewat media sosial, dibantu bot dan troll digital.
“Ini adalah masalah besar,” kata Dr. Klaus Jensen dari Universitas Kopenhagen, pemimpin laporan Ipie.
“Jika kita tidak punya informasi yang benar, bagaimana kita memilih tujuan dan politisi yang tepat? Dan bagaimana mereka akan menerjemahkan bukti ilmiah jadi kebijakan nyata?”
Waktunya pun mendesak. Jensen mengingatkan bahwa dunia hanya punya waktu sekitar lima tahun untuk memangkas emisi hingga separuh dan mencapai netral karbon pada 2050.
“Tanpa informasi yang tepat, kita tidak akan sampai di sana.”
Baca Juga: Klaim Gencatan Senjata Trump Dibantah Menteri Iran, Tegaskan Belum Damai dengan Israel
Seruan untuk bertindak lebih keras terhadap misinformasi kini bergema di level global. Elisa Morgera, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia dan perubahan iklim, mendorong agar misinformasi dan praktik greenwashing dari industri bahan bakar fosil dikriminalisasi.
Ia juga menyebut pentingnya “mendefosilkan” sistem informasi dunia.
Morgera bahkan menyarankan sanksi hukum bagi media dan agensi iklan yang memperkuat narasi palsu. Dukungan atas usulan ini datang dari Sekjen PBB António Guterres.
Dalam pidatonya Juni lalu, ia menyebut perusahaan bahan bakar fosil sebagai “bapak baptis kekacauan iklim” dan menyerukan larangan terhadap iklan mereka.
Brasil, tuan rumah KTT Iklim Cop30 mendatang, juga sedang menggalang dukungan negara-negara untuk memperkuat integritas informasi. Negara-negara seperti Inggris, Prancis, Maroko, dan Chili telah menyatakan dukungan. Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO, menambahkan bahwa disinformasi iklim kini menyebar luas di media sosial.
Laporan Ipie mengungkap berbagai cara misinformasi disebarkan. Mulai dari promosi gas fosil sebagai “bahan bakar rendah karbon”, hingga teori konspirasi liar seperti klaim bahwa kebakaran hutan di California selatan sengaja dibuat untuk menghancurkan terowongan perdagangan anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!
-
Respons Pimpinan DPR Usai MK Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Apa Katanya?