Suara.com - Peneliti Swiss usulkan layanan dasar energi surya untuk setiap warga, dengan anggaran 500 watt per orang. Dibiayai negara, tidak bergantung penyimpanan, dan bisa diterapkan dalam lima tahun.
Di tengah urgensi krisis iklim dan perlombaan global meninggalkan bahan bakar fosil, transisi energi menjadi agenda strategis dunia. Namun, adilkah transisi ini bagi semua kalangan?
Menjawab pertanyaan tersebut, tiga peneliti dari Swiss—Harald Desing, Hauke Schlesier, dan Marcel Gauch—mengusulkan model baru yang radikal: “Layanan Dasar Energi Surya”. Konsep ini bertujuan menjamin akses setara terhadap listrik bersih untuk seluruh lapisan masyarakat, tanpa harus menunggu kemampuan finansial individu.
Apa Itu Layanan Dasar Energi Surya?
Melansir Newswise, gagasan dasarnya sederhana namun kuat, setiap orang berhak atas anggaran listrik tenaga surya sebesar 500 watt—sekitar 4.400 kilowatt jam per tahun, cukup untuk kebutuhan dasar di negara seperti Swiss. Energi ini diberikan gratis oleh negara, namun hanya tersedia ketika matahari bersinar.
Dengan kata lain, tak ada sistem penyimpanan energi dalam konsep ini. Bila ingin menggunakan listrik di malam hari, warga bisa berinvestasi secara pribadi pada baterai atau membeli tambahan dari jaringan.
Mengapa tanpa penyimpanan? Karena:
- Mengurangi biaya infrastruktur publik, dan
- Mendorong perubahan perilaku, di mana warga mengutamakan konsumsi saat listrik berlimpah—mirip bunga matahari yang mengikuti arah cahaya.
Siapa yang Diuntungkan?
Model ini bersifat inklusif. Tak seperti subsidi energi saat ini yang lebih banyak dinikmati pemilik rumah dan perusahaan, layanan dasar ini dirancang untuk menguntungkan masyarakat umum, warga berpendapatan rendah, dan mereka yang tidak memiliki akses ke kredit besar.
Baca Juga: Studi: Anak Muda dan Perempuan Paling Rentan Alami Kecemasan Iklim, Mengapa?
Orang yang menggunakan energi lebih hemat bisa menjual kelebihannya atau menukar dengan layanan lain seperti transportasi umum. Ini juga menciptakan insentif sosial yang menyeimbangkan ketimpangan konsumsi.
“Banyak layanan dasar sudah disediakan pemerintah, seperti jalan dan pendidikan. Mengapa tidak juga listrik bersih?” kata Desing.
Seberapa Mungkin Direalisasikan?
Menurut para peneliti, proyek ini bisa dilaksanakan di Swiss dalam lima tahun dengan investasi sekitar 58 miliar franc Swiss—setara 1% dari PDB selama periode tersebut. Biaya ini setara dengan investasi tahunan untuk jalan atau dua kali anggaran militer, dan bisa kembali dalam 6–7 tahun berkat penghematan dari bahan bakar fosil.
Dibutuhkan:
- 21 m² panel surya per orang
- Instalasi di atap, parkiran, dinding peredam jalan, dan area tidak terpakai
- Sekitar 50.000 tenaga kerja, mayoritas bisa dilatih dalam hitungan minggu
Para peneliti bahkan membayangkan program seperti “tahun surya” sebagai alternatif wajib militer, di mana anak muda membantu instalasi panel surya sebagai bentuk pelayanan publik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Aktivis Feminis Desak Negara Akui Femisida Sebagai Kejahatan Khusus dan Masuk UU
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
-
Satu Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi Bedah Plastik, Total 20 Siswa Masih Dirawat
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi
-
Menko Yusril: Pemerintah Harus Berhati-hati Menentukan Siapa yang Layak Menerima Pengampunan Negara
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
Babak Baru Kasus Korupsi CSR BI-OJK: KPK Kejar Aliran Dana, 2 Staf Ahli Heri Gunawan Diperiksa
-
Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini