Suara.com - Basuki Tjahaja Purnama, atau yang akrab disapa Ahok, tampaknya masih gerah dengan persoalan korupsi yang membelit birokrasi dan proyek pemerintah. Dalam sebuah podcast YouTube Success Before 30 yang dibedah secara kritis.
Ahok tak hanya mengumbar optimismenya, tapi juga menyoroti akar masalah mengapa praktik bersih sulit diwujudkan di Indonesia, serta apa yang seharusnya dilakukan oleh penguasa baru.
Ahok menyebut banyak orang merasa mustahil menjadi pengusaha atau pejabat yang bersih dan tetap bertahan dalam lingkaran setan ini.
Menurutnya, publik dipaksa menerima "standar minimal". Namun, Ahok menampik pandangan pesimistis ini dengan tajam.
"Anggapan 'tidak mungkin' itu muncul karena belum pernah ada kejadiannya," bantahnya dikutip pada Jumat (27/6/2025).
"Kalau ada contoh, baru mungkin. Negara lain yang dulunya korup saja bisa berubah," tambahnya.
Ahok bersikukuh bahwa Indonesia bisa lepas dari korupsi, bahkan menunjuk dirinya sendiri sebagai contoh nyata yang mampu bertahan di tengah politik yang dianggap kotor.
Ini bukan sekadar optimisme Ahok, melainkan penegasan bahwa kegagalan ada karena ketiadaan kemauan dan teladan.
Kekuatan Presiden dan Rakyat yang Terpasung Sistem
Baca Juga: Ada Beasiswa Ratu Elizabeth, Hasto Ungkap Alasan PDIP Tetapkan Harun Kader Terbaik di Dapil Sumsel
Harapan Ahok terhadap kemajuan Indonesia terletak pada kekuasaan penuh seorang presiden.
Ia menyoroti bahwa konstitusi Indonesia memberikan wewenang besar kepada presiden.
Namun, harapan ini akan terwujud "jika presiden tersebut benar-benar ingin memanfaatkan pengusaha baik tanpa kepentingan pribadi atau golongan," tegasnya.
Ini adalah kritik tersirat, menurutnya, seringkali kekuasaan besar ini justru dimanfaatkan untuk kepentingan segelintir orang.
Ahok juga melihat adanya keberanian, meski ia menyayangkan bagaimana sistem seringkali membungkamnya.
Ia membandingkan dengan era Nazi di Jerman, di mana Dietrick Bonhoeffer berani bersuara.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Silsilah Keluarga Prabowo Subianto: Kakek Nenek Dimakamkan di Belanda
-
Pulang dari PBB, Prabowo Bawa Kabar Baik, Optimistis Solusi Gaza Segera Terwujud
-
Profil Nanik S Deyang: Petinggi BGN Nangis Bongkar Borok Politisi Minta Proyek MBG
-
Pendidikan Nanik S Deyang: Mantan Jurnalis yang Kini Jadi Petinggi Program MBG
-
Ironi di Muktamar X PPP; Partai Islam Ricuh, Waketum: Bagaimana Mau Mendapat Simpati Umat?
-
Kementerian BUMN Turun Kasta Jadi Badan, Bagaimana Nasib ASN dan Pegawainya?
-
Cara Ikut Daftar Komunitas Ojol Kamtibmas, Rekam Kejahatan Bonusnya Rp500 Ribu Per Orang
-
Baru Mendarat, Presiden Prabowo Langsung 'Sidang' Kepala BGN soal Keracunan MBG: Ini Masalah Besar!
-
Panggung Muktamar X PPP Berubah Jadi Ring Tinju, Sesama Kader Saling Serang di Depan Media
-
Drama Panas di Awal Muktamar X PPP: Adu Mulut 'Lanjutkan' vs 'Perubahan' Pecah Saat Mardiono Pidato