Suara.com - Pakar politik, sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai pernyataan Presiden ke 7 Joko Widodo atau Jokowi yang merasa sedang dijatuhkan reputasi politiknya, tak bisa dipisahkan dari manuver politiknya.
Hal itu disampaikan Dedi, merespons pernyataan Jokowi yang merasa reputasinya sedang dijatuhkan lewat isu ijazah palsu dan upaya pemakzulan terhadap putranya, Wakil Presiden Gibran Raka Buming Rakah.
"Kondisi ini tidak dalam men-downgrade Jokowi, tetapi imbas manuver politik Jokowi yang memang buruk," kata Dedi saat dihubungi Suara.com pada Senin 14 Juli 2025.
Sebagaimana diketahui, Jokowi melakukan manuver politik menjelang dirinya lengser setelah 10 tahun berkuasa. Dia berpaling dari PDIP, dan mengusung putranya Gibran mendampingi Prabowo Subiahto pada Pilpres 2024 lalu.
Majunya Gibran juga tak kalah menuai kritik. Gibran awalnya tidak memenuhi syarat usia sebagai calon wakil presiden.
Gibran akhirnya bisa melenggang setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi yang mengubah batas usia pencalonan presiden dan wakil presiden.
Putusan MK itu pun kontroversial, karena proses putusannya dipimpin Anwar Usman--yang tak lain paman Gibran, atau ipar Jokowi.
Dedi mengamini bahwa kedua isu tersebut bermuatan politis yang bertujuan menjatuhkan reputasi Jokowi sebagai tokoh politik. Dedi menilai terdapat alasan mengapa isu ijazah palsu tersebut terus menguat.
"Karena Jokowi memang membuka peluang dituduh miliki ijazah palsu karena tidak adanya bukti keasliannya, padahal Jokowi menggunakan ijazah yang sama saat mendaftar di KPU Surakarta, Jakarta dan Nasional. Artinya, Jokowi juga tidak memiliki bukti soal keaslian Ijazah itu," jelas Dedi.
Baca Juga: Jokowi Tegaskan Siap Tunjukkan Ijazah Asli di Pengadilan, Netizen Salfok ke Tangannya: Kok Membesar?
Begitu pula dengan upaya pemakzulan Gibran--konsekuensi dari cara yang ditempuhnya untuk menjadikan putranya sebagai wakil presiden.
"Artinya Jokowi miliki sejumlah alasan untuk didesak pada dua hal itu (tuduhan ijazah palsu dan pemakzulan Gibran)," kata Dedi.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Jokowi merasa ada upaya untuk menjatuhkan reputasi politiknya. Upaya itu menurutnya lewat tuduhan ijazah palsu, dan pemakzulan terhadap Gibran.
"Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu ijazah palsu, pemakzulan,” kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Senin (14/7/2025).
Menurutnya tujuan dari rentetan isu itu sangat jelas: upaya sistematis untuk merusak reputasinya dan menggerus citranya di mata publik.
Dia juga merasa ada skenario untuk menghapus warisan dan prestasi yang telah ia bangun selama dua periode kepemimpinannya sebagai presiden.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
Terkini
-
Rapat Harian PBNU Putuskan Rotasi Besar, Gus Ipul Dicopot dari Jabatan Sekjen!
-
Bocoran Baleg DPR: Kenapa RUU Danantara dan RUU Kejaksaan Dihapus dari Prolegnas 2026?
-
Bupati Mojokerto Ajak Karang Taruna dan Sentra Komunikasi Sosialisasi Ketentuan Cukai Ilegal
-
Dana Rp90 Miliar Raib di Akun Sekuritas, Korban Laporkan Mirae Asset ke Bareskrim
-
Jerat Impor Tembakau: Saat Petani Lokal Merugi dan Rokok Murah Mengancam Remaja
-
Banjir Kepung Sumatera: Puan Minta Pemerintah Gercep Evakuasi, Perintahkan Anggota DPR Turun
-
Bencana Ekologis Mengepung Indonesia, Wakil Ketua MPR Desak Pemerintah Percepat Aksi Iklim
-
Tegaskan Belum Hentikan Kasus Arya Daru, Polisi Buru 'Dalang' Medsos dan Dalami Sidik Jari Misterius
-
Fisik Mulai Pulih, Psikis Belum Stabil: Pemeriksaan F Pelaku Ledakan SMAN 72 Masih Tertunda
-
Babak Baru Kasus Alvaro Kiano: Polisi Dalami Keterlibatan Pihak Lain, Siapa Komplotan Alex?