Suara.com - Teka-teki mengenai pergeseran arah dukungan politik band legendaris Slank akhirnya terjawab tuntas. Drummer sekaligus pentolan Slank, Bimbim, secara blak-blakan mengungkap alasan di balik pilihan mereka yang sempat mendukung kuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode, namun kemudian beralih menyokong Ganjar Pranowo pada kontestasi berikutnya.
Pengakuan jujur ini tersaji dalam perbincangan mendalam bersama Mahfud MD di kanal YouTube Mahfud MD Official. Dalam podcast "Ruang Sahabat" itu, Bimbim dan Ivanka (bassist) tidak hanya bernostalgia, tetapi juga meluruskan berbagai spekulasi yang selama ini beredar di publik.
Blak-blakan Bimbim: Alasan Slank Pindah Haluan dari Jokowi ke Ganjar
Sorotan utama dalam perbincangan ini adalah ketika Mahfud MD menyinggung konsistensi sikap politik Slank yang sering dianggap berubah-ubah oleh sebagian kalangan.
Bimbim dengan tegas membeberkan prinsip yang menjadi kompas pergerakan bandnya.
Menurutnya, dukungan Slank tidak pernah terikat pada satu figur secara permanen, melainkan pada kesamaan nilai dan idealisme.
"Slank itu mengambil sikap politik berdasarkan kesamaan nilai dan idealisme. Jika visi dan idealisme berubah, mereka akan mencari dukungan lain yang lebih mewakili," tegas Bimbim dikutip pada Selasa (22/7/2025).
Pernyataan ini secara tidak langsung menjelaskan mengapa Slank, yang dikenal sangat dekat dengan lingkaran Istana pada era Jokowi, memilih jalan berbeda pada Pilpres 2024.
Bagi Slank, ini bukan soal pengkhianatan atau afiliasi buta, melainkan sebuah evaluasi berkelanjutan terhadap komitmen seorang pemimpin terhadap visi kebangsaan yang mereka yakini.
Baca Juga: JBL Festival 2025: Slank, Ari Lasso, Tiara Andini Siap Guncang Istora Senayan!
Bukan Soal Untung Rugi, Tapi Kesamaan Visi dan Nilai
Jauh sebelum hiruk pikuk pilpres, kedekatan Slank dengan tokoh-tokoh politik ternyata berakar dari kesamaan ideologi. Mahfud MD mengenang awal pertemuannya dengan Slank pada 2013 saat masih menjabat Ketua MK.
"Waktu itu Slank datang ke MK diantar oleh Sukardi Rinakit dan almarhum Romo Benny untuk menyampaikan keluhan terkait kesulitan perizinan konser," kenang Mahfud MD.
Bagi Bimbim, Mahfud adalah salah satu tokoh yang masuk dalam radar "Revolusi Cinta" Slank.
"Revolusi Cinta itu tokoh-tokoh yang kita anggap punya integritas tinggi dan nasionalisme yang sevisi dengan Slank," ungkap Bimbim.
Prinsip inilah yang menjadi dasar bagi Slank untuk memberikan dukungan, termasuk kepada Jokowi pada masanya.
Sadar Konsekuensi Dicap 'Band Plat Merah'
Slank sepenuhnya menyadari bahwa setiap pilihan politik memiliki konsekuensi. Stigma sebagai "band istana" atau "band plat merah" kerap mereka terima. Mahfud MD pun mengakui hal tersebut.
"Slank itu juga sadar adanya konsekuensi dan nada miring ketika mereka mengambil sikap politik tertentu, seperti dicap sebagai 'band plat merah'," ujar Mahfud.
Meski begitu, Bimbim menegaskan bahwa kedekatan dengan kekuasaan tidak pernah dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi. Slank tetap memilih jalur musik sebagai medium perjuangan.
"Slank tetap memilih jalur musik untuk berkarya dan menyuarakan aspirasi, serta menolak mengambil keuntungan pribadi," timpal Bimbim.
Akar Kritik Sejak Orde Baru: Korupsi Masih Jadi Musuh Utama
Terlepas dari siapa rezim yang berkuasa, DNA Slank sebagai band kritis tidak pernah luntur. Sejak lahir di era Orde Baru, lagu-lagu mereka telah menjadi catatan sejarah sosial politik Indonesia.
"Lagu-lagu Slank itu mencatat sejarah Indonesia dan perkembangannya," kata Bimbim.
Fokus utama mereka yang tak pernah berubah adalah perang melawan korupsi. Ivanka mengakui bahwa isu ini masih sangat relevan.
"Masalah korupsi hingga kini masih sama dan Slank tidak akan lelah menyuarakannya," ujar sang bassist.
Mahfud MD pun mengamini kompleksitas pemberantasan korupsi di Tanah Air. "Banyak orang baik yang terjebak dalam sistem korup ketika masuk ke dalam pemerintahan," jelasnya.
Sikap Terhadap Pemerintahan Baru: Hormati Pemenang, Tetap Kritis
Kini, dengan terbentuknya pemerintahan baru hasil Pemilu 2024, Slank mengambil sikap yang matang. Mereka tidak akan menjadi oposisi buta, namun juga tidak akan bungkam.
"Terhadap pemerintahan baru, Slank akan wait and see, menghormati hasil pemilu, namun tetap kritis melalui lagu-lagu mereka," ungkap Bimbim.
Sikap ini selaras dengan Mahfud MD yang menyatakan, "Mengucapkan selamat dan tidak akan mengganggu, namun tetap kritis.".
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
King Nassar Diminta Penonton Panjat Panggung di Penutupan Pestapora
-
8 Fakta Mengejutkan Tragedi Maulid Nabi di Ciomas, dari Teras Maut Hingga Jumlah Korban
-
CEK FAKTA: Presiden Prabowo Bekukan Sementara MPR/DPR
-
Fathian Pujakesuma Ogah Gibran Naik Jadi Presiden Jika Prabowo Lengser
-
Bupati Bogor: Total Korban Majelis Ambruk 80 Orang Lebih
-
Fakta dan Mitos Gerhana Bulan yang Masih Hidup di Masyarakat Indonesia
-
Langit Maluku Utara Akan Menyala! Saksikan Gerhana Bulan Total Malam Ini
-
6 Fakta Menteri Kehutanan Main Domino Bareng Tersangka Perusakan Hutan
-
Link Live Streaming Gerhana Bulan dan Tata Cara Salat Gerhana
-
CEK FAKTA: Benarkah Jepang Gelar Aksi Demo untuk Dukung Indonesia?