News / Nasional
Minggu, 07 September 2025 | 20:25 WIB
Ilustrasi: Gerhana Bulan Total
Baca 10 detik
  • Gerhana Bulan: Fakta Ilmiah vs Mitos Raksasa Pemangsa Bulan
  • Benarkah Gerhana Bulan Berbahaya bagi Ibu Hamil? Ini Penjelasan Ilmiahnya
  • Dari Kentongan hingga Doa Bersama: Tradisi dan Kepercayaan Masyarakat Saat Gerhana Bulan
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Fenomena gerhana bulan selalu menjadi momen yang ditunggu banyak orang.

Langit malam berubah dramatis ketika bayangan bumi menutupi wajah bulan, menciptakan pemandangan langka dan memukau.

Namun, di balik keindahannya, gerhana bulan juga masih dikelilingi oleh beragam mitos yang diwariskan turun-temurun di masyarakat Indonesia.

Gerhana Bulan: Fakta Ilmiah

Secara ilmiah, gerhana bulan terjadi ketika posisi matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus.

Bumi berada di tengah sehingga bayangannya menutupi bulan.

Proses ini membuat cahaya matahari tidak langsung sampai ke permukaan bulan.

Terkadang bulan tampak berwarna merah gelap atau oranye, fenomena yang disebut blood moon.

Gerhana bulan total bisa diprediksi dengan sangat akurat oleh lembaga astronomi.

Baca Juga: Langit Maluku Utara Akan Menyala! Saksikan Gerhana Bulan Total Malam Ini

Tidak ada yang perlu ditakutkan, karena peristiwa ini sama sekali tidak menimbulkan bahaya bagi manusia, hewan, maupun lingkungan.

Mitos-Mitos yang Masih Diyakini

Di berbagai daerah di Indonesia, gerhana bulan tidak hanya dipandang sebagai fenomena astronomi, tetapi juga memiliki makna simbolik.

Beberapa mitos yang masih sering terdengar antara lain:

1. Bulan Dimakan Raksasa atau Binatang Besar

Sebagian masyarakat Jawa kuno percaya bahwa bulan sedang “dimakan” oleh Batara Kala, sosok raksasa dalam mitologi Hindu-Jawa.

Load More