Suara.com - Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan dampak negatif dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuka peluang pemisahan antara penyelenggaraan pemilu nasional dan daerah.
Bima mengatakan, saat ini pemerintah tengah menikmati apa yang ia sebut sebagai dimensi keserentakan, hasil dari Pemilu Serentak 2024.
Hal ini disampaikan Bima dalam diskusi daring bertajuk Tindak Lanjut Putusan MK Terkait Penyelenggaraan Pemilu Anggota DPRD, yang digelar oleh Pusat Studi Hukum Tata Negara Universitas Indonesia (UI), Minggu (27/7/2025).
Menurutnya, keselarasan waktu antara pelantikan pejabat pusat dan daerah membawa kemudahan, terutama dalam perencanaan anggaran hingga penyusunan program prioritas nasional.
“Ada kecenderungan-kecenderungan tertentu ketika pemisahan-pemisahan dilakukan, terjadi inkompatibilitas, ada yang gak nyambung antara lokal dan nasional,” ujar Bima.
Lebih lanjut, Bima menyebut pemerintah kini sedang berada dalam momen penting penyelarasan. Ia menggambarkan bagaimana Kemendagri aktif berkeliling daerah untuk memastikan arah pembangunan nasional dan daerah selaras.
“Nah hari ini, sebetulnya kita tengah menikmati satu ikhtiar baru dengan dimensi keserentakan. Makanya ada retret kepada daerah, kami ini gak berhenti keliling-keliling untuk menyatakan langkah antara provinsi, kota kabupaten, dan nasional, dalam program prioritas,” kata Bima.
Pemerintah, kata Bima, juga merasa lebih leluasa dalam menyusun APBD berkat siklus yang kini seragam antara pusat dan daerah. Namun, ia menyayangkan jika harmonisasi ini terancam akibat wacana pemisahan waktu pemilu.
“Dan kita dengan bangganya bilang untuk pertama kalinya kita mulai barengan dinsekarang ini, enak nih susun APBD-nya, siklus APBD-nya, perencanannya, bareng lagi sekarang ini. Mari kita samakan semuanya supaya targetnya sama, semuanya begitu. Nah tiba-tiba dibenturkan dengan realita ada kemungkinan berbeda lagi,” ujarnya.
Baca Juga: Ketua Komisi II Bilang Usulan Gubernur Ditunjuk Presiden Inkonstitusional, Tapi Ada Jalan Tengahnya
Bima mengingatkan, jika putusan MK soal pemisahan pemilu ingin dijalankan, maka harus dilakukan secara matang, hati-hati, dan berdasarkan kepentingan jangka panjang, bukan hanya dorongan partai atau golongan tertentu.
“Mari kita letakkan tadi satu, dalam konteks kita membangun sistem partai politik seperti apa. Kedua, kepentingan nasional kita integrasi seperti apa,” ujarnya.
Ia juga menuturkan bahwa Kemendagri telah menyikapi putusan tersebut secara serius. Koordinasi pun telah dilakukan lintas lembaga, termasuk dengan DPR. Namun, ia mencatat ada respons yang beragam terhadap keputusan MK.
“Misalnya begini, menyikapi putusan MK itu tentu ada yang riang gembira, teman-teman DPRD misalnya, karena kemungkinan jabatannya diperpanjang,” ungkapnya.
Namun, Bima juga menyebut ada pihak yang merasa kecewa atas implikasi putusan tersebut. Karena itu, ia berharap langkah lanjutan dari putusan MK mampu menata ulang sistem politik Indonesia ke arah yang lebih konsisten dan tidak terjebak kepentingan sesaat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global