Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengatakan partainya memang tengah membuat beberapa kajian perihal pemilihan kepala daerah, salah satunya melalui DPRD provinsi maupun kabupaten/kota.
Hal itu disampaikan Bahlil menanggapi wacana pemilihan kepala daerah melalui DPRD yang kini kembali mencuat.
"Golkar dalam posisi sekarang itu, lagi membuat berbagai alternatif, lagi membuat kajian-kajian, skema-skemanya. Salah satu skemanya itu memang lewat DPR. Salah satu skemanya tapi sekarang kita lagi menyusun," tutur Bahlil di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (28/7/2025).
Diketahui wacana tersebut kembali menjadi perbincangan usai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengusulkan hal tersebut dalm pidatonya di puncak Harlah ke-27 PKB.
Sementara itu, ditanya apakah tanda Golkar sama dengan PKB dalam menyikapi usulan kepala daerah dipilih DPRD, Bahlil menegaskan bahwa usulan tersebut sudah disampaikan oleh Golkar lebih dulu.
"Bagi saya, bukan saya yang sama dengan Cak Imin. Golkar sudah bicara itu duluan, sejak HUT Golkar," ujar Bahlil.
"Ya, bahwa kami punya pandangan sama, karena memang rasionalitas berpikirnya. Tapi Golkar sudah membicarakan itu sejak HUT Golkar bulan Desember kemarin. dan saya sudah pidatokan itu," kata Bahlil.
Sebelumnya, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menanggapi wacana pemilihan kepala daerah oleh DPRD yang kembali mencuat. Menurutnya, wacana tersebut tidak bisa serta-merta dianggap sebagai solusi dari tingginya biaya politik di Indonesia.
"Jangan sampai kita sederhanakan bahwa ini politiknya mahal. Ya sudah kembali ke DPRD, kan tidak seperti itu," ujar Bima dalam diskusi daring yang digelar Pusat Studi Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, Minggu (27/7/2025).
Baca Juga: PKB Sodorkan Gubernur Dipilih Presiden, Demokrat: Kami Belum Pindah ke Lain Hati
Bima menilai mahalnya ongkos politik tidak hanya soal mekanisme pemilihan langsung. Menurutnya, terdapat banyak dimensi yang perlu dipertimbangkan, salah satunya terkait lemahnya partai politik dalam melakukan kaderisasi.
Ia menyebut, alih-alih mengubah sistem pemilihan, yang perlu dilakukan justru memperkuat kelembagaan partai dan sistem pemilu secara menyeluruh.
“Problemnya tidak sesederhana cara memilih. Kita perlu mendesain sistem yang menyehatkan partai politik, baik dari segi kaderisasi maupun fungsi advokasi mereka di masyarakat,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Bima juga menyambut positif wacana peningkatan bantuan dana politik untuk partai. Meski tidak populer di publik, menurutnya, wacana ini krusial demi mendorong demokrasi yang lebih sehat.
"Tetapi tentu ini bukan narasi yang populer hari ini. Jadi publik mencernanya bisa sangat salah seolah-olah partai politik ditambah uangnya, seolah-olah fokus partai menjadi lebih kaya, kan tidak seperti itu," ujar Bima.
Ia menekankan bahwa dana politik yang cukup dapat membantu partai fokus pada pendidikan politik, bukan semata-mata transaksi elektoral.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global