Suara.com - Fenomena sound horeg memang luar biasa, namun berapa sebenarnya kekuatan minimal yang dibutuhkan untuk menciptakan efek sedahsyat itu?
Pertanyaan yang sering muncul setiap kali melihat video viral di media sosial: genteng rumah bergetar, kaca jendela berdansa, bahkan air di dalam gelas ikut menari liar.
Jawabannya ternyata tidak sesederhana menyebutkan jumlah speaker.
Efek "horeg" yang mampu menggetarkan bangunan adalah hasil dari sebuah 'racikan' maut yang melibatkan kualitas komponen, daya, dan penyetelan yang presisi.
Bukan Jumlah, Tapi 'Racikan Mautnya'
Anggapan bahwa semakin banyak speaker maka semakin kencang suaranya tidak sepenuhnya salah, namun untuk mencapai efek getaran fisik, ada faktor lain yang jauh lebih penting.
Kekuatan sound horeg tidak lahir dari kuantitas, melainkan dari kombinasi cerdas beberapa elemen kunci.
Alih-alih bertanya "berapa banyak speaker?", pertanyaan yang lebih tepat adalah "seperti apa spesifikasi minimalnya?".
Inilah DNA wajib yang harus ada untuk menghasilkan suara yang menggelegar.
Baca Juga: Edi Sound Viral, Ternyata Inilah Para Legenda yang Populerkan Sound Horeg
DNA Wajib untuk Suara Menggelegar
Untuk bisa mengguncang lingkungan sekitar, sebuah sistem audio harus fokus pada frekuensi rendah. Inilah komponen-komponen yang menjadi tulang punggungnya:
Subwoofer (Raja Frekuensi Rendah): Inilah komponen paling penting. Getaran yang merusak bangunan dihasilkan oleh gelombang suara berfrekuensi sangat rendah (bass dan sub-bass).
Umumnya, sound horeg menggunakan subwoofer berukuran besar, minimal 18 inci hingga 21 inci, yang dirancang khusus untuk menghasilkan tekanan suara (SPL) yang masif.
Power Amplifier (Jantung Berdaya Monster): Speaker canggih tidak akan ada artinya tanpa "mesin" yang kuat. Power amplifier bertugas menyuplai daya listrik ke speaker.
Untuk efek horeg, dibutuhkan amplifier dengan daya total belasan hingga puluhan ribu watt. Semakin besar dayanya, semakin kuat pula getaran yang bisa dihasilkan.
Berita Terkait
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
2 Siswa jadi Korban, Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Diduga dari Speaker Masjid
-
Video Promosi Film Abadi Nan Jaya Viral, Muncul Sosok Mirip Edi Sound Horeg yang Bikin Salfok
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
-
70 Cagar Budaya Ikonik Sumatra Rusak Diterjang Bencana, Menbud Fadli Zon Bergerak Cepat
-
Waspada Air Laut Tembus Tanggul Pantai Mutiara, Pemprov Target Perbaikan Rampung 2027
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting