Suara.com - Kritikan tajam dilontarkan Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, terhadap kondisi demokrasi dan tata kelola negara di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia menyebut, Indonesia kini berada dalam kondisi 'black hole' demokrasi, sebuah kemunduran serius setelah puluhan tahun reformasi.
Menurut Sudirman, istilah tersebut merujuk pada situasi di mana supremasi hukum menjadi tidak menentu, nepotisme merajalela, dan kekuasaan terpusat secara personal pada figur presiden.
Ia menilai kondisi ini merupakan puncak dari kemerosotan yang terjadi sejak periode kedua pemerintahan Jokowi.
"Yang kita lihat sekarang ini, itu bukan sesuatu yang tiba-tiba terjadi. Itu adalah puncak dari kemunduran panjang sejak periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Saya menggunakan istilah black hole. Di mana hukum jadi tidak pasti, demokrasi mundur, nepotisme merajalela, dan personifikasi kekuasaan," ungkap Sudirman Said dalam sebuah diskusi podcast Forum Keadilan TV pada Sabtu (9/8/2025).
Secara spesifik, Sudirman menyoroti adanya pelemahan institusi negara yang masif. Ia menuding lembaga-lembaga penting, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sengaja 'dihancurkan' untuk dijadikan alat kekuasaan personal.
"Saya melihat di periode kedua, ini yang saya sebut sebagai black hole. Kekuatan-kekuatan lembaga diprotoli, dijadikan kekuatan personal, kekuatan presiden. KPK dihancurkan, partai-partai politik dilumpuhkan karena pemimpinnya punya masalah, polisi dijadikan instrumen untuk memenangkan pemilu," tegasnya.
Praktik nepotisme juga tak luput dari sorotannya. Sudirman secara gamblang mengkritik bagaimana keluarga presiden mendapat karpet merah di dunia politik. Menurutnya, "nepotisme anak menantu dipromosi berlebihan padahal belum memenuhi syarat."
Berangkat dari pengalamannya memberantas mafia migas, Sudirman mengingatkan bahwa kunci dari tata kelola yang baik adalah "kelurusan pemimpin."
Baca Juga: TNI - Polri Ikut Merazia Bendera One Piece? Ini Sikap Prabowo
Ia menegaskan seorang pemimpin dihadapkan pada dua pilihan tegas: "menertibkan atau sebaliknya, justru ditertibkan oleh para mafia." Jika institusi terus dilemahkan demi kekuasaan personal, ia khawatir Indonesia akan jatuh ke dalam sistem oligarki yang korup.
"Kalau tata kelola dilemahkan, institusi melemah, yang bermain adalah para pemegang kekuasaan personal, menabrak aturan dan etika. Itu yang kemudian berujung pada uang-uang gelap, kekuasaan yang sifatnya korporatisme dan oligarki," paparnya.
Meski begitu, ia menaruh harapan pada pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto. Sudirman kini menunggu apakah presiden terpilih mampu melakukan koreksi total atau justru melanjutkan sistem yang ada.
"Ada harapan pada Pak Prabowo, tetapi ada tantangannya. Ini kan kemenangan yang diakui dengan bantuan Pak Jokowi. Jadi apakah Pak Prabowo bisa kembali pada jati dirinya atau tidak? Karena kalau beliau kembali, ini akan jadi koreksi yang luar biasa bagi negara. Tapi kalau enggak, ya kita akan terus begini," ujarnya.
Solusi dari kemunduran ini, kata Sudirman, adalah dengan kembali membangun institusi negara yang kuat dan fungsional.
"Saya pikir kita harus kembali ke fondasi dasar, membangun institusi. Jangan personal. Partai harus difungsikan, DPR harus difungsikan, BPK harus difungsikan, KPK harus difungsikan, Jaksa harus difungsikan," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional