Suara.com - Sebuah film animasi berjudul Merah Putih: One For All yang digarap untuk menyambut HUT ke-80 RI justru menjadi sorotan panas di media sosial karena alasan yang tidak diharapkan. Trailernya yang dirilis ke publik menuai badai kritik dan cemooh dari warganet karena kualitas grafisnya dinilai sangat mengecewakan.
Lini masa platform X (dulu Twitter) seketika ramai dengan pembahasan mengenai cuplikan film tersebut. Banyak warganet yang menyindir kualitas animasi yang terkesan mentah dan belum selesai, namun dipaksakan untuk tayang di bioskop.
"Selesai enggak selesai dikumpulkan," tulis seorang netizen, yang kemudian memicu ribuan reaksi serupa dari pengguna lainnya, Senin (11/08).
Kualitas film ini pun tak luput dari perbandingan dengan film animasi lokal sukses, Jumbo. Warganet menyebut perbandingan kualitas antara Merah Putih: One For All dan Jumbo ibarat langit dan bumi, memicu kekecewaan yang lebih dalam.
Dugaan Penggunaan Aset Murah dan Anggaran Janggal
Kritik tidak hanya berhenti pada kualitas visual. Sejumlah warganet bahkan melakukan investigasi kecil dan menemukan dugaan penggunaan aset animasi stok berharga murah dalam produksi film ini.
Akun YouTube Yono Jambul dalam unggahannya mengungkap beberapa adegan diduga kuat menggunakan aset yang dibeli dari platform Daz3D, salah satunya adalah aset lingkungan bernama "Street of Mumbai".
"Mereka ada adegan jalan kan. Nah mereka belinya aset Street of Mumbai. Aneh banget kan makanya jalannya," ucapnya, Sabtu (09/08).
Ironisnya, dugaan penggunaan aset murah ini sangat kontras dengan anggaran produksi film yang diungkap oleh produsernya, Toto Soegriwo, yang mencapai Rp6,7 miliar. Toto juga menyebut pengerjaan film hanya memakan waktu kurang dari satu bulan.
Baca Juga: Hanung Bramantyo soal Merah Putih One For All: Kalau Tak Dikorupsi pun Hasilnya Tetap Jelek
Fakta ini membuat publik semakin geram. Sebagai perbandingan, satu episode anime sekelas One Piece atau Demon Slayer memakan biaya sekitar Rp1,8 miliar dengan kualitas animasi yang jauh melampaui apa yang ditampilkan dalam trailer Merah Putih: One For All.
Banjir Cemooh di Media Sosial
Tak ayal, film ini menjadi sasaran cemooh publik. Di platform X, sebuah akun bernama @GoodRecom mengunggah video yang menampilkan beberapa orang yang disebut sebagai 'orang-orang di balik film animasi Merah Putih: One for All', yang langsung dibanjiri komentar pedas.
"Bayar 10k pun aku tak sudi nonton filmnya," ujar akun @ann***.
Komentar tersebut dibalas oleh pengunggah, "Jangankan bayar, dibayar pun belum tentu banyak yang nonton."
Netizen lain bahkan mengkritik komposisi tim yang ditampilkan. "Animator nya ga ada di situ.. Itu yang ada cuma Produser, executive Produser dan Ass. Produser dan Trainer Energi Positif. Yang ujung kanan ga tau apaan jabatannya," timpal yang lain.
Tag
Berita Terkait
-
Hanung Bramantyo soal Merah Putih One For All: Kalau Tak Dikorupsi pun Hasilnya Tetap Jelek
-
Merah Putih One For All: Potensi Cerita vs Realita Visual yang Mengecewakan
-
Kata Ryan Adriandhy Sutradara Jumbo Soal Kontroversi Film Merah Putih: One For All yang Jadi Sorotan
-
Trending di X, Kumpulan Meme Film 'Merah Putih One for All' Viral
-
Dianggap Sekadar 'Tugas Sekolah', Beda Kelas Animasi Merah Putih One for All vs Jumbo
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
Terkini
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Kemensos dan Kemendikbud Harus Jelaskan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto