Suara.com - Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bahtra Banong, memberikan pandangan tegas terkait usulan hak angket dan panitia khusus (pansus) untuk Bupati Pati Sudewo.
Secara mengejutkan, meskipun Gerindra merupakan partai pengusung sang bupati, Bahtra menyatakan dukungannya agar proses tersebut berjalan demi transparansi dan kejelasan.
"Nanti itu kan akan terang-benderang tuh kalau misalnya pansusnya dibuat, hak angketnya dibuat, nanti kan di sana ada momen klarifikasi," kata Bahtra kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).
Menurutnya, forum penyelidikan tersebut justru akan menjadi arena pembuktian bagi Bupati Pati untuk memberikan penjelasan atas kebijakannya.
"Kalau dinyatakan misalnya dia tidak bersalah ya harus dinyatakan tidak bersalah. Terus kemudian kalau ada misalnya temuan bahwa Beliau melakukan pelanggaran, nah tentu harus akan nanti kita lihat rekomendasi pansusnya seperti apa," tambahnya.
Langkah ini dipicu oleh kontroversi pernyataan Bupati Pati Sudewo dan rencana kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen.
Kebijakan tersebut akhirnya dibatalkan setelah menuai protes publik, teguran, dan permintaan maaf dari bupati.
Lebih jauh, Bahtra Banong menyoroti bahwa kasus di Pati hanyalah puncak gunung es dari masalah yang jauh lebih fundamental, yakni lemahnya kondisi fiskal sebagian besar pemerintah daerah di Indonesia.
Menurutnya, inilah akar masalah yang mendorong banyak kepala daerah mengambil jalan pintas dengan menaikkan pajak secara drastis untuk menopang anggaran.
Baca Juga: DPRD Pati Siap Makzulkan Bupati Sudewo? Istana: Semua Proses Kami Hormati!
"Selama ini kan memang daerah tingkat ketergantungannya sama pemerintah pusat kan tinggi sekali, itu bahkan di angka 60-70 persen, anggarannya itu bersumber dari dana transfer," jelas Bahtra.
Ia memaparkan data yang mengkhawatirkan mengenai kesehatan fiskal daerah di Indonesia, yakni dari 38 provinsi, hanya 11 provinsi yang memiliki kondisi fiskal kuat.
Selain itu, dari total kabupaten, hanya 4 kabupaten yang masuk kategori kuat, sementara 407 kabupaten lainnya memiliki fiskal yang lemah.
Sekitar 70 kota masuk dalam kategori fiskal sangat lemah.
"Itulah mungkin yang menjadi alasan sehingga kepala daerah harus berpikir keras. Nah jalan satu-satunya mungkin menurut mereka adalah menaikkan pajak," ungkapnya.
Sebagai pembina pemerintah daerah, Komisi II DPR terus mendorong Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk membina kepala daerah agar lebih kreatif dalam menggali sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa membebani rakyat.
Bahtra menegaskan, menaikkan pajak secara eksponensial bukanlah solusi yang bijak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!