Suara.com - Presiden Prabowo Subianto mengklaim tingkat pengangguran nasional telah mencapai titik terendah sejak era krisis moneter alias krismon 1998. Benarkah demikian atau hoaks?
Dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR bersama DPR dan DPD, Jumat (15/8/2025), Prabowo menyebut pemerintahannya berhasil menekan angka pengangguran.
"Alhamdulillah, hari ini tingkat pengangguran nasional berhasil turun ke level terendah sejak krisis 1998," ujar Prabowo.
Ia merinci bahwa angka pengangguran terbuka per Februari 2025 berada di level 4,76 persen.
Artinya, persentase itu mengalami penurunan dari posisi 4,82 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Tingkat pengangguran turun menjadi 4,76 persen pada Februari 2025, dari 4,82 persen tahun lalu, dengan 3,6 juta lapangan kerja baru yang berhasil diciptakan," klaimnya.
Verifikasi Data: Angka Sesuai, Konteks Berbeda
Secara angka, klaim yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto memang akurat dan terverifikasi oleh data resmi.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilisnya per Februari 2025 mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia berada di angka 4,76 persen.
Baca Juga: Bahas Ngantuk, Pujian Mulan Jameela atas Pidato Prabowo Dinilai Blunder
Angka ini setara dengan 7,28 juta orang yang tidak memiliki pekerjaan dari total angkatan kerja.
Data ini menunjukkan penurunan sebesar 0,06 poin persen jika dibandingkan dengan Februari 2024 yang saat itu masih di level 4,82 persen.
Platform data ekonomi global, Trading Economics, juga mengonfirmasi tren serupa, mencatat angka 4,76 persen per Maret 2025 sebagai yang terendah sejak krisis keuangan melanda Asia pada 1997-1998.
Namun, di balik data positif tersebut, terdapat konteks yang lebih luas.
Jika kacamata diperlebar ke tingkat regional, posisi Indonesia justru memprihatinkan.
Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), angka pengangguran Indonesia masih menjadi yang tertinggi.
Tag
Berita Terkait
-
Bahas Ngantuk, Pujian Mulan Jameela atas Pidato Prabowo Dinilai Blunder
-
Danantara Ditugasi Pangkas Jumlah Komisaris BUMN, Prabowo: Perusahaan Rugi Komisaris Banyak Banget
-
Terungkap! 8 Program Prioritas Prabowo di APBN 2026: Anggaran Jumbo Disiapkan
-
Dasco Bongkar Gebrakan Prabowo: Bonus Komisaris BUMN Disetop, Duit Rp 18 Triliun Diselamatkan!
-
Prabowo Tak Berpakaian Adat di Sidang MPR: Alasan di Baliknya Terungkap
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
BNPT Sebut Ada 27 Perencanaan Aksi Teror yang Dicegah Selama 3 Tahun Terakhir
-
Diteken Sebelum Lengser, Pimpinan KPK Era Nawawi Pomolango yang Beri SP3 Kasus Izin Nikel di Sultra
-
Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi