- Mendagri: 107 titik aksi unjuk rasa terjadi di 32 provinsi se-Indonesia.
- Kerugian materiil di DKI Jakarta saja mencapai lebih dari Rp40 miliar.
- Kerusuhan merusak fasilitas umum, sosial, dan aset pribadi penyelenggara negara.
Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian merilis rekapitulasi skala nasional dari gelombang unjuk rasa yang terjadi sejak 25 Agustus 2025.
Ia mengungkap, total ada 107 titik aksi yang tersebar di 32 provinsi, dengan kerugian materiil di DKI Jakarta saja diperkirakan mencapai lebih dari Rp40 miliar.
Data ini ia sampaikan dalam rapat koordinasi terkait inflasi di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025).
Aksi ini, menurutnya, melibatkan berbagai elemen masyarakat mulai dari buruh, ojek online (ojol), pelajar, hingga mahasiswa.
Berdasarkan pemetaan Kemendagri, sejumlah aksi unjuk rasa berujung pada eskalasi kericuhan, terutama di wilayah DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Sulawesi Selatan.
"Kami mencatat, ada 107 titik aksi di 32 provinsi sejak 25 Agustus. Yang merah itu ada aksi yang berlanjut rusuh, yang kuning relatif kondusif," ucapnya saat rapat.
Tito merinci bahwa kerusakan signifikan terjadi pada fasilitas umum, fasilitas sosial, hingga aset pribadi milik penyelenggara negara.
Di Ibu Kota, misalnya, kerusakan masif terjadi pada halte Transjakarta, stasiun MRT Jakarta, dan beberapa pos polisi.
Di luar Jakarta, kerusakan juga dilaporkan terjadi di Makassar, menyasar Gedung DPRD Sulawesi Selatan dan Gedung DPRD Makassar.
Baca Juga: Cegah Sentimen Negatif, Tito Minta Kepala Daerah Tak Buat Pesta di Tengah Gejolak
Sementara di Kota Kediri, sasaran amuk massa adalah Gedung DPRD Kota Kediri serta sejumlah kantor polisi.
Kerugian finansial terbesar tercatat di DKI Jakarta, yang angkanya diperkirakan sangat signifikan.
"Berdasarkan catatan, kata Tito, kerugian materiil yang timbul di DKI Jakarta mencapai lebih dari Rp40 miliar," ujarnya.
Namun, untuk total kerugian dalam skala nasional, Tito menyatakan bahwa proses kalkulasi masih terus berjalan.
"Kalau untuk yang skala nasional belum, sedang (dihitung kerugian yang timbul akibat dirusak masyarakat tidak dikenal)," tutur Tito.
Sebagai catatan tambahan, Kemendagri juga menemukan adanya lebih dari satu titik aksi yang muncul dalam satu kawasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Golkar Semprot Cak Imin soal 'Tobat Nasuha': Anda Bukan Presiden, Cuma Menko!
-
Pakai Citra Satelit, Pemerintah Buru Terduga di Balik Kayu Gelondongan Banjir Sumatra
-
Evaluasi Bantuan Dilempar dari Heli, Panglima TNI Ubah Strategi Pakai Box CDS dan Payung Udara
-
Ngeri! Curah Hujan Jakarta Diprediksi Bakal Tembus 300 mm, Pramono: 200 Saja Pasti Sudah Banjir
-
Ketika Niat Baik Merusak Alam: Kisah di Balik Proyek Restorasi Mangrove yang Gagal
-
Heboh! Parkir di Polda Metro Jaya Berbayar, Ini Jawaban Resmi Polisi Soal Dasar Hukumnya
-
Waspada! Ratusan Pengungsi Banjir Sumatra Diserang Demam, Ini Biang Keroknya
-
Bos Maktour di Pusaran Korupsi Haji, KPK Ungkap Peran Ganda Fuad Hasan Masyhur
-
Pramono Anung Peringatkan Keras Lurah dan Camat: Tak Ada Toleransi untuk Pungli!
-
Alasan LPSK Tolak Permohonan Perlindungan Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi