Suara.com - Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengundurkan diri di tengah gejolak kerusuhan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Keputusan ini diambil saat kemarahan publik memuncak, dipicu oleh kematian 19 demonstran anti-korupsi dalam bentrokan dengan polisi pada Senin awal pekan ini.
Situasi semakin memanas pada Selasa, di mana ribuan massa membakar gedung parlemen di ibu kota Kathmandu, yang mengirimkan kepulan asap hitam tebal ke langit.
Bangunan-bangunan pemerintah dan rumah para pemimpin politik di seluruh negeri juga menjadi sasaran serangan. Tiga korban jiwa tambahan dilaporkan pada hari yang sama.
Di tengah kekacauan, pejabat penjara melaporkan sekitar 900 narapidana berhasil melarikan diri dari dua penjara di wilayah barat Nepal.
Protes yang Berawal dari Pembatasan Media Sosial
Awalnya, demonstrasi dipicu oleh larangan pemerintah terhadap beberapa platform media sosial yang diberlakukan sejak 28 Agustus.
Meskipun larangan tersebut dicabut pada Senin, protes sudah berkembang menjadi gerakan massa yang tak terbendung, menargetkan para elit politik.
Beberapa akun mengaitkan aksi ini dengan demo di Indonesia yang juga ekspresi dari kekecewaan publik terhadap gaji mewah dan gaya hidup pejabat, sementara rakyat kesulitan ekonomi.
Baca Juga: Mahasiswa Geruduk DPR: Ultimatum 17+8 Tuntutan Rakyat Menggema!
Kepala Angkatan Darat Nepal mengeluarkan pernyataan yang menuduh para demonstran memanfaatkan krisis saat ini untuk merusak, menjarah, dan membakar properti publik maupun swasta.
Militer menyatakan, jika kerusuhan terus berlanjut, "semua institusi keamanan, termasuk Angkatan Darat Nepal, berkomitmen untuk mengendalikan situasi," terhitung mulai pukul 22.00 waktu setempat, tanpa menjelaskan secara rinci langkah-langkah yang akan diambil.
Di dalam gedung parlemen, ratusan demonstran tampak merayakan dengan menari dan meneriakkan slogan di sekitar api di pintu masuk gedung.
Sebagian dari mereka memasuki gedung, memecahkan semua jendela, dan menyemprotkan grafiti serta pesan-pesan anti-pemerintah di bagian luar bangunan.
Seorang warga Kathmandu, Muna Shreshta (20), yang berada di antara kerumunan besar di luar gedung parlemen, mengungkapkan, dikutip via BBC.
Ia mengatakan bahwa korupsi sudah menjadi isu lama, dan sekarang adalah "waktu yang tepat bagi negara kita, perdana menteri, dan siapa pun yang berkuasa untuk berubah, karena kita butuh perubahan." Ia berharap perubahan ini akan membawa sesuatu yang positif bagi masa depan Nepal.
Berita Terkait
-
Trauma Usai Diseret Aparat, Keponakan Chika Jessica Jadi Jarang Keluar Rumah
-
Detik-detik Menkeu Nepal Kabur Ditendang di Jalanan Saat Demo Massa Gen Z yang Muak Korupsi
-
Mirip Indonesia? Demo Berdarah di Nepal karena Rakyat Muak Lihat Keluarga Pejabat Flexing
-
Pengakuan Ngeri Keponakan Chika Jessica Diseret Aparat Saat Jajan Tahu Bulat: Kayak Mau Mati
-
Update Demo Berdarah di Nepal, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Disiksa dan Terbakar Hidup-hidup
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN
-
'Cuma Omon-omon?' Refly Harun Skeptis Prabowo Bisa Lepas dari Pengaruh Jokowi
-
Siap-siap, Sidang Dimulai: KPK Limpahkan Berkas Eks Kadis PUPR Sumut ke Jaksa
-
PDIP Gagas Sumpah Pemuda Baru, Ini Kata Hasto Kristiyanto
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN