News / Nasional
Kamis, 02 Oktober 2025 | 12:46 WIB
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan bahwa seluruh bentuk kritik dari rakyat, apapun caranya akan didengar. (Suara.com/Bagaskara)
Baca 10 detik
  • Puan mengatakan seluruh bentuk kritik dari rakyat, apapun caranya dan bagaimanapun penyampaiannya, wajib didengarkan oleh seluruh anggota dewan.
  • Tolok ukur kinerja DPR tidak semata-mata diukur dari jumlah undang-undang yang disahkan atau seberapa banyak anggaran yang dikelola.
  • Puan mengingatkan bahwa sebagai wakil rakyat, DPR seharusnya lebih sibuk membicarakan rakyat, bukan sebaliknya.

Suara.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, menegaskan bahwa seluruh bentuk kritik dari rakyat, apapun caranya dan bagaimanapun penyampaiannya, wajib didengarkan oleh seluruh anggota dewan.

Hal ini disampaikan Puan dalam Rapat Paripurna Khusus Penyampaian Laporan Kinerja DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10/2025).

"Kritik rakyat bisa datang dengan berbagai cara—halus, keras, bahkan kasar," kata Puan.

"Kritik rakyat kepada DPR RI bisa disampaikan melalui berbagai bentuk seperti demonstrasi di depan Gedung DPR RI, demonstrasi di pelosok daerah, ataupun melalui berbagai postingan di platform-platform media sosial. Apapun cara dan bentuknya, semua itu tetap harus kita dengar sebagai suara rakyat," Puan menambahkan.

Menurutnya, tolok ukur kinerja DPR tidak semata-mata diukur dari jumlah undang-undang yang disahkan atau seberapa banyak anggaran yang dikelola.

Yang terpenting adalah apakah setiap keputusan yang diambil DPR mampu membawa manfaat nyata bagi kehidupan rakyat.

"Kita semua yang duduk di ruangan ini adalah wakil rakyat yang menjadi bagian dari rakyat itu sendiri. Kita lahir dari rakyat, kita hadir untuk rakyat, dan harus kembali ke rakyat," kata Puan.

"Karena itu, amanat yang kita emban bukanlah hak istimewa, melainkan tanggung jawab yang menuntut dedikasi untuk bekerja bagi kepentingan rakyat," jelasnya.

Lebih lanjut, elite PDI Perjuangan itu meminta semua anggota dewan untuk senantiasa melakukan kerja nyata dan memiliki mawas diri.

Baca Juga: Puan Maharani Tanggapi Dingin Manuver Politik Jokowi untuk Prabowo-Gibran 2 Periode

DPR harus berani mendengar, bersedia dikritik, dan berkomitmen tinggi untuk meningkatkan dedikasi agar harapan dan keyakinan rakyat terhadap wakilnya tetap tumbuh dan mengakar.

Foto udara massa yang terdiri dari petani, nelayan dan buruh menggelar aksi di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta. [ANTARA FOTO/Galih Pradipta].

Ia juga mengingatkan bahwa sebagai wakil rakyat, DPR seharusnya lebih sibuk membicarakan rakyat, bukan sebaliknya.

"Sudah selayaknya sebagai wakil rakyat, kita yang harus lebih sibuk membicarakan rakyat, bukan rakyat yang sibuk membicarakan kita, apalagi kalau kita sibuk membicarakan diri kita sendiri," katanya.

Terakhir, Puan mengajak seluruh anggota dewan untuk menyediakan waktu, tenaga, dan berani mengorbankan kepentingan pribadi demi menjalankan tugas sebagai anggota DPR RI.

"Tanggung jawab kita bukan hanya pada hari ini, tetapi juga pada masa depan bangsa dan negara. Kebijakan Negara yang kita ambil pada hari ini, akan menentukan masa depan bangsa dan negara," pungkasnya.

Load More