- KontraS menilai profesionalisme TNI kian merosot dalam setahun terakhir.
- Percepatan pembahasan Revisi UU TNI pada akhir 2024 menjadi pintu masuk legalisasi penempatan prajurit aktif di jabatan sipil.
- Berdasarkan data Pusat Penerangan TNI per 26 Mei 2025, sedikitnya 4.472 prajurit aktif kini menduduki posisi di 14 kementerian dan lembaga.
Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai profesionalisme TNI kian merosot dalam setahun terakhir. Penyebabnya, semakin luasnya pelibatan militer dalam urusan sipil, ekonomi, hingga politik.
Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya, menyebut di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, peran TNI dalam proyek-proyek strategis nasional justru makin intensif.
Mulai dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Food Estate di Papua dan Kalimantan, hingga keterlibatan dalam sektor pertambangan.
“Sejak Oktober 2024, terjadi kegelisahan mendasar di tubuh TNI yang dihadapkan pada dilema antara profesionalisme militer dan kepatuhan pada perintah atasan untuk menjalankan kerja-kerja sipil yang tidak punya dasar hukum,” kata Dimas dalam konferensi bersama Koalisi Masyarakat Sipil Reformasi Sektor Keamanan bertepatan dengan HUT ke-80 TNI di Jakarta, Sabtu (4/10/2025).
KontraS menilai, percepatan pembahasan Revisi UU TNI pada akhir 2024 menjadi pintu masuk legalisasi penempatan prajurit aktif di jabatan sipil.
Berdasarkan data Pusat Penerangan TNI per 26 Mei 2025, sedikitnya 4.472 prajurit aktif kini menduduki posisi di 14 kementerian dan lembaga.
Bahkan, KontraS mencatat sedikitnya delapan perwira tinggi kini menjabat di posisi sipil strategis, termasuk di BUMN. Di antaranya, Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum Bulog, Letjen Djaka Budhi Utama sebagai Dirjen Bea Cukai, serta Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dan Laksamana TNI Muhammad Ali yang menjadi Komisaris Utama di PT Pindad dan PT PAL Indonesia.
“Penempatan prajurit TNI aktif di jabatan sipil dan bisnis tidak hanya melanggar prinsip profesionalisme, tetapi juga mengkhianati semangat reformasi sektor keamanan,” ujarnya.
Intervensi di Kampus dan Aksi Demonstrasi
Baca Juga: HUT ke-80 TNI di Monas, Keluarga Pahlawan Nasional Akan Hadir Meriahkan Perayaan
KontraS juga mencatat meningkatnya intervensi militer di ruang sipil dan akademik sepanjang Oktober 2024 hingga September 2025.
Sedikitnya terjadi 13 kasus keterlibatan TNI dalam kegiatan kampus, mulai dari pembekalan mahasiswa baru hingga intervensi terhadap diskusi publik.
Salah satu contohnya terjadi di Universitas Udayana, Bali, pada 25 Maret 2025. Seorang perwira TNI dari Kodam IX/Udayana tiba-tiba hadir sebagai “pemateri” dalam diskusi terbuka yang diselenggarakan mahasiswa mengenai Revisi UU TNI.
Tak hanya di lingkungan kampus, KontraS juga menyoroti pelibatan militer dalam pengamanan aksi demonstrasi di sejumlah daerah.
Salah satu kasus mencolok terjadi di Yogyakarta, ketika Kodam IV/Diponegoro mengerahkan sekitar 9.000 prajurit dan kendaraan tempur pasca demonstrasi besar pada 1 September 2025.
Kehadiran TNI juga terlihat dalam pengamanan aksi menolak Revisi UU TNI di depan Gedung DPR RI pada Maret 2025. Ratusan prajurit beserta kendaraan taktis dikerahkan di sekitar kompleks parlemen.
Berita Terkait
-
Ada HUT ke-80 TNI dan Dihadiri Prabowo, Tugu Monas Ditutup Sementara untuk Wisatawan Besok
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
HUT ke-80 TNI di Monas, Keluarga Pahlawan Nasional Akan Hadir Meriahkan Perayaan
-
Sambil Mencontohkan, Panglima TNI Minta Prajurit Pasang Tatapan Tajam ke Prabowo saat HUT ke-80
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal