News / Nasional
Selasa, 14 Oktober 2025 | 07:00 WIB
Prediksi Cuaca Hari Ini 14 Oktober 2025: Waspada Hujan di Berbagai Wilayah (29/9/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Pada Selasa, 14 Oktober 2025, cuaca di Indonesia didominasi kondisi berawan hingga hujan ringan hingga sedang.
  • BMKG mengimbau kewaspadaan karena dinamika atmosfer seperti Indeks Dipole Mode negatif dan gelombang atmosfer aktif meningkatkan pasokan uap air, terutama di Indonesia bagian barat.
  • Beberapa provinsi bahkan berstatus SIAGA potensi hujan lebat.

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prediksi cuaca untuk hari Selasa, 14 Oktober 2025. Prakiraan ini mencakup seluruh wilayah Indonesia, menunjukkan kondisi cuaca yang bervariasi dari berawan hingga hujan dengan intensitas berbeda.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi peningkatan curah hujan. Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan, mulai dari tanggal 14 hingga 20 Oktober 2025.

Secara umum, hampir seluruh wilayah nusantara akan didominasi oleh cuaca berawan hingga hujan ringan. Namun, beberapa daerah memiliki potensi untuk mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Peningkatan intensitas hujan ini disebabkan oleh dinamika atmosfer yang kompleks. Faktor-faktor meteorologis skala regional dan lokal menjadi pemicu utamanya.

Salah satu faktor signifikan adalah nilai Indeks Dipole Mode (DMI) yang tercatat negatif di angka -1,49. Nilai DMI negatif ini mengindikasikan adanya peningkatan pasokan uap air yang signifikan dari wilayah Samudra Hindia.

Pasokan uap air yang melimpah ini memicu pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif. Kondisi ini terutama berpengaruh pada cuaca di wilayah Indonesia bagian barat.

Selain itu, pergerakan gelombang atmosfer juga memberikan andil besar dalam pembentukan cuaca saat ini. Gelombang Rossby Ekuatorial terdeteksi aktif di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera dan di sebagian besar wilayah Papua.

Di sisi lain, Gelombang Kelvin juga terpantau aktif di beberapa lokasi strategis. Wilayah tersebut mencakup Sumatera Utara, Selat Malaka, Laut Natuna Utara, Kalimantan Utara, dan Laut Sulawesi.

Aktivitas kedua gelombang atmosfer ini menjadi pendorong utama terbentuknya awan-awan konvektif. Awan konvektif adalah jenis awan yang berpotensi besar membawa hujan.

Baca Juga: Cuaca Panas Ekstrem, Inul Daratista Nyaris Tumbang di Atas Panggung

Faktor pendukung lainnya adalah tingkat labilitas atmosfer lokal yang relatif kuat. Kelembapan udara yang tinggi juga turut memperkuat potensi pembentukan awan hujan.

Di beberapa titik, terbentuk pula sirkulasi siklonik atau area pusat tekanan rendah. Lokasinya berada di Samudra Hindia barat Aceh, Laut Sulu, Laut Filipina, dan Samudra Pasifik timur Filipina.

Sirkulasi ini menciptakan daerah perlambatan kecepatan angin yang dikenal sebagai konvergensi. Fenomena ini juga menyebabkan pertemuan angin atau konfluensi.

Area-area konvergensi dan konfluensi ini berfungsi seperti "zona kumpul" bagi uap air. Pada akhirnya, uap air yang terkumpul dilepaskan dalam bentuk hujan dengan intensitas yang signifikan.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, BMKG telah menetapkan kategori kewaspadaan untuk berbagai provinsi. Untuk periode 14 hingga 16 Oktober 2025, sebanyak 24 provinsi masuk dalam kategori WASPADA.

Provinsi-provinsi ini berpotensi mengalami peningkatan hujan dengan intensitas sedang. Salah satu wilayah yang termasuk dalam kategori ini adalah DKI Jakarta.

Load More