News / Nasional
Rabu, 29 Oktober 2025 | 15:12 WIB
Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi mengatakan lebih pilih tinggal di rumah Solo daripada di Colomadu. [Suara.com/Ari Welianto]
Baca 10 detik
  • Jamiluddin justru mengibaratkan ucapan Jokowi bak orang menyalakan lampu sein ke kiri, tetapi belok ke kanan.
  • Ia meragukan konsistensi dari omongan Jokowi untuk memilih tinggal di kediamannya di Solo ketimbanf di Colomadu.
  • Menurutnya  pilihan Jokowi mau menghuni rumah di Solo atau di Colomadu tidak perlu diperdebatkan.

Suara.com - Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi soal lebih memilih tinggal di rumah pribadinya di Solo dibanding rumah pemberian negara di Desa Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, tidak bisa dipercaya begitu saja.

Hal itu disampaikan Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga.

Ia memandang pernyataan Jokowi sulit dipercaya bukan tanpa alasan.

"Pengakuan Jokowi mau tetap tinggal di rumah lama, tentu sulit dipercaya. Setidaknya bila melihat pernyataan Jokowi selama ini yang kerap sulit dipegang dan dipercaya," kata Jamiluddin kepada Suara.com, Rabu (29/10/2025).

Jamiluddin justru mengibaratkan ucapan Jokowi bak orang menyalakan lampu sein ke kiri, tetapi belok ke kanan.

"Jokowi ini kerap seperti sebagian emak-emak yang naik motor. Beri sein ke kiri, tapi beloknya ke kanan," kata Jamiluddin.

"Kebiasaan itu membuat kita sulit mempercayai ucapan Jokowi. Apa yang diucapkannya, kerap yang terjadi justru sebaliknya," katanya menambahkan.

Berdasarkan kebiasaan Jokowi tersebut, Jamiluddin meragukan konsistensi dari omongan Jokowi untuk memilih tinggal di kediamannya di Solo ketimbanf di Colomadu.

"Jadi, kalau Jokowi bilang akan tinggal di rumah lama, bisa jadi realisasinya nanti malah tinggal di rumah baru pemberian negara," kata Jamiluddin.

Baca Juga: Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, DPR: Sejak Awal Ini Bisnis Dikelola BUMN, Bukan Pemerintah!

"Karena itu, sebaiknya kita tak perlu mempedulikan ucapan Jokowi. Biarkan saja ia ngomong apa saja. Anggap saja ia sedang berbicara di gurun pasir, tak ada yang mendengarnya," sambungnya.

Kendati demikian, menurut Jamiluddin, soal pilihan Jokowi mau menghuni rumah di Solo atau di Colomadu tidak perlu diperdebatkan.

Ia mengatakan pilihan tersebut merupakna penilaina subjektif dari Jokowi.

"Soal tinggal di rumah lama atau di rumah pemberian negara tentu sepenuhnya hak Jokowi. Ia yang menentukan di rumah mana yang paling nyaman ditinggalinya," kata Jamiluddin.

"Pilihan tersebut tentu sangat subyektif. Sebab, nyaman buat Jokowi belum tentu nyaman buat istri dan anak-anaknya. Karena itu, pilihan Jokowi tinggal di rumah yang mana tak perlu diperdebatkan," katanya menambahkan.

Load More