News / Nasional
Selasa, 04 November 2025 | 15:30 WIB
Quorum 4.0 (dok. Qverse)
Baca 10 detik
  • Kementerian Keuangan berkomitmen membangun ekosistem bisnis yang kondusif dan inovatif guna memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
  • Komitmen ini disampaikan dalam forum Quorum 4.0 yang dihadiri ratusan pelaku industri, investor, dan founders startup.
  • Sejumlah narasumber menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, tata kelola bisnis yang berkelanjutan, serta orientasi pada inovasi dan kesejahteraan masyarakat.

Suara.com - Kementerian Keuangan Republik Indonesia menegaskan komitmennya untuk menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif dan berfokus pada inovasi demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Arief Wibisono, Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, yang mewakili Menteri Keuangan dalam keynote Quorum 4.0 di Jakarta.

Arief memaparkan berbagai program dan kebijakan stimulus pemerintah yang dirancang khusus untuk mendukung emerging enterprise di Indonesia.

Komitmen ini selaras dengan tema besar Quorum 4.0, yang menyoroti peran penting perusahaan rintisan dalam meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja.

Quorum 4.0, yang sukses diselenggarakan oleh Qverse bersama Init-6 Venture Capital pada 3 November 2025, menjadi wadah kolaborasi tahunan bagi lebih dari 300 founders dan eksekutif perusahaan.

Forum ini mengusung tema “What’s Next For Indonesia: Positioning Emerging Enterprise in The Era of Industrial Growth,” yang menekankan bahwa untuk menjawab tantangan industri, dibutuhkan ekosistem yang kolaboratif di mana pemerintah, investor, dan pelaku usaha dapat tumbuh bersama.

Dalam sesi panel, Phillia Wibowo dan Indiana Jusi dari McKinsey Global Institute memaparkan riset tentang produktivitas, menekankan bahwa selain financial capital, Indonesia harus memperkuat human capital dan entrepreneurial capital untuk menghadapi tantangan global.

Diskusi selanjutnya membahas implementasi kolaborasi lintas sektor. Stefanus Ade Hadiwidjaja (Danantara) menyampaikan optimisme investor terhadap Indonesia, didukung potensi pasar domestik dan populasi anak muda yang besar.

Namun, ia mengingatkan agar founders memiliki "bisnis yang solid, tata kelola bisnis yang transparan, serta kemampuan perusahaan untuk berkembang secara berkelanjutan."

Baca Juga: Pendapatan Rp109,6 Triliun pada Q3 2025, Telkom Pacu Efisiensi dan Inovasi Bisnis Jangka Panjang

Sementara itu, Prof. Telisa Falianty (KADIN) menyoroti kunci pertumbuhan inklusif, yaitu konsistensi regulasi, investasi infrastruktur, serta kolaborasi lintas lembaga.

Dari perspektif founder, Amira Ganis (Brawijaya Healthcare Group) berpesan bahwa bisnis harus berorientasi pada inovasi dan berpihak kepada konsumen.

Ia mengajak founders untuk membangun dengan integritas, ketahanan bisnis, dan rasa tanggung jawab, mengingatkan bahwa "bisnis tidak hanya diukur dari besarnya valuasi, melainkan dari kualitas hidup masyarakat yang berhasil ditingkatkan."

Menutup acara, CEO Qverse Gena Bijaksana berharap Quorum dapat menjadi jembatan kolaborasi, dan Achmad Zaky (Init-6) menyimpulkan, "What’s next for Indonesia bukan hanya tentang teknologi ataupun investasi, tetapi tentang bagaimana kita menciptakan ekosistem bisnis yang kuat dan tanggung untuk mendorong produktivitas."

Load More