-
Yusril ungkap 600 ribu penerima bansos dan pelajar gunakan bantuan pemerintah untuk judi online.
-
Dampak sosial judi online sangat besar, menyebabkan frustrasi, kejahatan, hingga kasus bunuh diri.
-
PPATK: Transaksi judi online turun dari Rp359 triliun menjadi Rp155 triliun tahun ini.
Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra, mengungkapkan bahwa sekitar 600 ribu penerima bantuan sosial atau bansos terdeteksi terlibat dalam perjudian online/judol.
Menurutnya, dana bantuan dari pemerintah tersebut sering disalahgunakan sebagai modal untuk deposit judi online.
"Kementerian Sosial, berkat kerja sama dengan PPATK, sudah mengetahui bahwa lebih dari 600 ribu penerima bantuan sosial menggunakan dana itu sebagai modal untuk melakukan judi online," kata Yusril di Kantor PPATK, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Lebih lanjut, Yusril menyatakan bahwa pemerintah juga mendeteksi adanya penyalahgunaan dana beasiswa oleh pelajar dan mahasiswa untuk aktivitas serupa.
"Bahkan, pemerintah telah mendeteksi sejumlah bantuan beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa kita juga digunakan untuk judi online," ujarnya.
Yusril mengingatkan, dampak sosial dari perjudian online sangat merusak, sering kali memicu frustrasi, tindak kejahatan, hingga bunuh diri.
"Judi online ini lebih dahsyat daripada judi konvensional," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, melaporkan adanya penurunan signifikan perputaran uang judi online tahun ini dibandingkan tahun 2024.
“Tahun lalu, jumlah transaksi judi online mencapai Rp359 triliun. Sekarang, menjelang akhir tahun, kami berhasil menekannya hingga ke angka Rp155 triliun,” kata Ivan.
Baca Juga: Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
Penurunan juga terjadi pada total nilai deposit yang dilakukan masyarakat.
"Jika tahun lalu nilai deposit mencapai Rp51 triliun, tahun ini berhasil kami tekan hingga Rp24 triliun," ucapnya.
Ivan menambahkan, mayoritas pemain judi online hingga saat ini masih berasal dari kalangan masyarakat berpenghasilan di bawah Rp5 juta per bulan. Pihaknya berkomitmen untuk terus berkolaborasi menekan angka perjudian sesuai arahan Presiden.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?