- Program Makan Bahagia Gratis (MBG) yang digagas Jusuf Hamka memberi makan gratis bagi siswa SDN 01 dan 03 Tambora, Jakarta Barat.
- Anak-anak mendapat kupon makan senilai Rp5.000 yang bisa ditukar di kantin sekolah, sambil membawa wadah sendiri untuk mengurangi sampah plastik.
- Inisiatif ini didukung para alumni dan donatur lokal, dengan menu bervariasi serta pengawasan gizi dari Puskesmas agar aman dikonsumsi.
Suara.com - Para siswa di dua sekolah dasar negeri Tambora, Jakarta Barat, mendapat makan gratis lewat program MBG Swasta di kantin sekolah mereka.
Namun, MBG yang dinikmati para siswa ini bukanlah makan bergizi gratis yang menjadi program unggulan pemerintah, melainkan Makan Bahagia Gratis yang diinisiasi oleh pengusaha Jusuf Hamka bersama sejumlah relawan dari Matahari Pagi Indonesia.
Kepala SDN Tambora 01, Harisa Mayat, mengatakan sekolahnya dipilih untuk menjadi lokasi makan bahagia gratis lantaran mayoritas donatur merupakan alumni.
"Jadi selain Pak Jusuf Hamka selaku donator utama, ada juga anggota Vihara dekat sini dan para alumni makanya yang dipilih sekolah sini. Kebetulan di sini memang belum ada program MBG yang dari pemerintah," kata Harisa saat ditemui awak media, di sekolah, Rabu (5/11/2025).
Awalnya, lanjut Harisa, donatur kegiatan ini hanya sembilan orang. Namun seiring berjalannya Waktu, jumlah donatur sejak bulan Agustus lalu tercatat mencapai 58 orang.
Adapun pelaksanaan MBG ala Jusuf Hamka ini dilakukan secara bergantian tiap satu bulan sekali, antara siswa SDN 01 dan 03 Tambora.
“Dulu Pak Jusuf Hamka yang menutup kekurangan. Sekarang banyak masyarakat ikut menyumbang, ada yang menanggung 40 anak, ada yang 10 anak, bahkan lima anak,” jelasnya.
Kupon dan Tempat Makan
Jika program MBG yang dilakukan pemerintah makanannya berasal dari SPPG, MBG ala Jusuf Hamka ini berbeda. Di sini, setiap siswa diberikan kupon senilai Rp5.000 yang bisa mereka tukarkan di kantin sekolah.
Baca Juga: 20 Siswa SDN Meruya Selatan 01 Diduga Keracunan MBG di Hari ke-3, Puding Coklat Bau Gosong
Selain itu, para siswa diwajibkan membawa tempat makannya sendiri. Sehingga, saat menukar kupon makan, pihak kantin akan mengisi tempat makan mereka.
“Anak-anak membawa tempat makan dari rumah. Saat jam istirahat, mereka menukarkan kupon dan wadahnya diisi makanan oleh penjual kantin,” ujar Harisa.
Langkah ini selain memudahkan pendistribusian makanan, juga sekaligus bisa menekan sampah plastik di lingkungan sekolah.
Dalam penyajiannya, pihak sekolah membagi porsi masak yang sama bagi 9 kantin yang ada di sekolah.
Langkah ini diambil agar para pedagang mendapatkan penghasilan yang sama.
"Setiap hari dari pihak panitia itu mentransfer langsung ke koordinator pedagang. Kami pihak sekolah hanya selaku fasilisator saja," kata Harisa.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan