Aktivitas tambang emas ilegal di Gunung Guruh, Cigudeg, semakin masif dan terorganisir. Praktik ini merusak daerah resapan air, memicu risiko longsor, serta mengancam keselamatan warga melalui pencemaran merkuri yang berbahaya.
Operasi tambang liar ini diduga kuat berjalan mulus karena adanya perlindungan dari oknum aparat. Keberadaan fasilitas pendukung seperti lahan parkir khusus menjadi bukti nyata bahwa ekosistem bisnis ilegal ini terstruktur.
Meskipun dilakukan secara terang-terangan dan merugikan negara, aktivitas gurandil terus berlangsung tanpa tindakan tegas. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai integritas pengawasan wilayah dan komitmen penegakan hukum di Bogor.
Suara.com - Kawasan Bogor Barat kembali menjadi sorotan tajam. Di balik rimbunnya perbukitan yang seharusnya menjadi daerah resapan air dan penyangga ekosistem, tersimpan aktivitas ilegal yang merusak alam dan berpotensi merugikan negara.
Praktik Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) atau yang akrab disebut Gurandil dilaporkan kembali menggeliat secara masif di wilayah Gunung Guruh, Kampung Cirangsad, Desa Banyuwangi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Berdasarkan penelusuran tim redaksi dan laporan warga setempat, aktivitas ini bukan lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi dalam skala kecil, melainkan sudah terorganisir dengan cukup rapi.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa eksploitasi perut bumi ini terus berjalan meskipun risiko kerusakan lingkungan seperti longsor dan pencemaran merkuri mengintai warga sekitar.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa area Gunung Guruh kini telah berubah wajah menjadi ladang perburuan emas liar.
Para penambang liar membuat lubang-lubang tikus yang dalam tanpa standar keselamatan kerja (K3) yang memadai.
Bahkan menurut penelusuran, banyak lobang-lobang galian emas ilegal tersebut sudah melakukan produksi atau menghasilkan emas untuk dijual.
Hal ini mengindikasikan bahwa perputaran uang di lokasi tersebut cukup besar, yang tentunya memicu pertanyaan, mengapa aktivitas kasat mata ini bisa lolos dari pengawasan?
Isu klasik mengenai muncul dugaan beking atau pelindung di balik aktivitas ilegal kembali menyeruak.
Baca Juga: Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
Keberanian para pelaku untuk membuka lahan dan beroperasi secara terang-terangan disinyalir karena adanya dugaan 'restu' dari oknum tertentu yang memiliki kekuasaan.
Seorang narasumber terpercaya yang identitasnya dirahasiakan demi keamanan, memberikan kesaksian mengejutkan mengenai siapa yang bermain di balik layar.
"Di lokasi galian emas ilegal tersebut juga diduga dibekingi aparat," tegasnya, kepada Suara.com, belum lama ini.
Pernyataan ini tentu menjadi tamparan keras bagi upaya penegakan hukum di Indonesia. Jika benar penegak hukum justru menjadi pelindung pelanggar hukum, maka kerusakan ekologis di Bogor Barat hanya tinggal menunggu waktu untuk menjadi bencana besar.
Tim investigasi yang turun langsung ke lokasi menemukan bukti pendukung yang memperkuat dugaan adanya keterlibatan pihak-pihak tertentu.
Di sekitar area tambang, fasilitas pendukung operasional terlihat sudah tersedia, salah satunya adalah area parkir yang dikelola secara khusus.
Tag
Berita Terkait
-
Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Polemik Lahan Tambang Emas Ketapang Memanas: PT SRM Bantah Penyerangan, TNI Ungkap Kronologi Berbeda
-
Diduga Serang Petugas dan TNI, 15 WNA China Dilaporkan PT SRM ke Polda Kalbar
-
Imigrasi Ketapang Periksa 15 WNA China Usai Insiden Penyerangan di Tambang Emas PT SRM
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar