Suara.com - Pemerintah meminta Gabungan Inudstri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) membuktikan pengurangan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) sedan akan menambah investasi asing. Gaikindo diminta melakukan kajian dengan menggandeng lembaga independen.
Saat ini, PPnBM sedan mencapai 30 persen untuk mesin 1.500 cc dan 40 persen bagi 2.000 cc. Sementara, PPnBM semua kendaraan selain sedan dimulai dari 10 persen untuk 1.500 cc dan 20 persen bagi 2.000 cc.
Gaikindo sudah mendatangi Kementerian Perindustrian untuk mengajukan pengurangan PPnBM sedan kecil menjadi sama dengan model lainnya. Alasannya agar Indonesia menjadi basis produksi ekspor bagi model ini.
"Kalau sekarang pasar mobil nasional 1,050 juta unit dan lima-enam tahun lagi menjadi 2 juta unit, asumsikan saja penjualan sedan kecil saat itu 200-300 ribu unit, maka para principal akan berlomba-lomba bikin mobil kecilnya di Indonesia," klaim Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi di sela-sela Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016, di Tangerang, Banten, Jumat (19/8/2016) kemarin.
"Setelah sedan kecil diproduksi di Indonesia maka akan terbuka pasar ekspornya karena dunia membutuhkan sedan kecil. Makanya di Indonesia saat ini kita hanya bisa mengekspor 200 ribu mobil sementara di Thailand mengekspornya 800 ribu mobil," paparnya lagi.
Sementara itu, Direktur Jendral Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan bisa mengabulkan permintaan Gaikindo. Syaratnya penanaman modal asing dan lapangan kerja di industri otommotif bisa bertambah.
"Makanya kami menyarankan membuat kajian dan simulasi. Kalau sedan kecil diproduksi akan memproduksi berapa, menambah investasi berapa, akan menambah lapangan kerja berapa. Lalu apakah itu semua nanti akan lebih tinggi daripada pajak yang dikorbankan?" tegas Putu.
Yohannes pun menimpalinya dengan mengungkapkan bahwa pihaknya bakal menyewa institusi independen untuk menindaklanjuti permintaan Kemenperin.
"Kelihatannya nanti (kami akan menggandeng) akademisi. Entah apakah dari Universitas Indonesia atau dari mana," ucapnya.
Berita Terkait
-
Royal Enfield Himalayan Positif Masuk Indonesia Awal Tahun Depan
-
Misi Ekspos Local Hero, Datsun Risers Expedition Kembali Digelar
-
Ini Alasan Motor Listrik Sulit Diterima Masyarakat Indonesia
-
Misbakhun Dukung Ide Jokowi Bikin Pulau Surga Pajak di Indonesia
-
Asumsi Pemerintah Soal Tax Amnesty Dikhawatirkan Terlalu Optimis
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
-
Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
-
Budget 7 Juta Dapat Honda Vario Bekas Tahun Berapa? Cek Rekomendasinya
-
Mobil Bekas Xpander 2017 Masih Layak Dibeli? Cek Harga dan Spesifikasinya
-
Daya Pikatnya Susah Ditolak, Berapa Pajak Tahunan dan Harga Innova Reborn Diesel?
-
5 SUV Matic 100 Jutaan Gak Ngos-ngosan di Tanjakan, Sekeluarga Nyaman Liburan ke Gunung
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Harga Rp7 Jutaan: Bisa Buat Sekolah, Kuliah hingga Sunmori di 2026
-
Pesona Toyota Alphard Harga LCGC Bekas: Cek Taksiran Pajak dan Penyakit yang Sering Muncul
-
Beda Pajak LMPV Avanza vs Xpander: Ada yang Tembus Rp5,2 Juta, Mending Mana?
-
Bak Bumi dan Langit, Adu Pajak Tahunan BYD Atto 1 vs Honda Brio Satya