Suara.com - Honda dan Hitachi bersepakat membuat perusahaan patungan (joint venture) yang akan membuat komponen mobil listrik. Besar investasi yang digelontorkan keduanya mencapai total 5 miliar yen (Rp590,86 miliar).
Perusahaan patungan antara Honda serta Hitachi, seperti diberitakan Automotive News, Selasa (4/7/2017), akan bermarkas di Jepang namun belum memiliki nama. Korporasi bentukan keduanya kelak bakal mengembangkan, memproduksi, serta menjual motor yang menggerakkan mobil listrik.
Mayoritas saham kelak dimiliki oleh Hitachi. Perusahaan elektronik itu nantinya menggenggam 51 persen saham. Honda, di sisi lain, mempunyai 49 persen saham sisa.
Motor-motor listrik tersebut direncanakan diproduksi di pabrik Hitachi di Kentucky, Amerika Serikat dan Cina yang memang khusus membuat komponen-komponen otomotif. Mereka bakal mengincar untuk menjadi pemasok komponen di AS, apalagi Cina yang jumlah permintaan plus perakit mobil listriknya terus meningkat.
Honda sendiri memperkenalkan sedan Clarity versi plug-in hybrid serta listrik murni tahun ini di pasar 'Negeri Paman Sam'.
Lebih lanjut, selain menjual pada pihak lain, Honda pun kelak memanfaatkan motor listrik tersebut bagi produk-produk mereka. Chief Executive Officer Honda Takahiro Hachigo mengatakan, pihaknya akan menggunakan komponen tersebut di mobil hibrida, plug-in hybrid, dan listrik murni.
Akan tetapi, ia menolak memberitahukan kapan komponen tersebut akan sampai ke pasar, juga berapa target penjualannya.
Honda menargetkan mobil listrik mampu berkontribusi dua per tiga dari keseluruhan penjualan mereka pada 2030. Kerja sama dengan Hitachi membuat Honda kini tak lagi mengembangkan mobil listrik mereka seorang diri dan mereka pun bisa membagi biaya riset plus produksi yang sangat tinggi.
Hachigo mengungkapkan, penyebaran ongkos produksi memang menjadi faktor penggerak terbentuknya perusahaan patungan Honda dengan Hitachi.
Baca Juga: Mobil Listrik Murah Tesla Bakal Mulai Diproduksi Pekan Ini
Meski begitu, Honda masih menjadi satu-satunya pabrikan otomotif yang tidak memiliki kerja sama strategis dengan pabrikan lain untuk penelitian dan pengembangan teknologi mobil masa depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
-
Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
-
Budget 7 Juta Dapat Honda Vario Bekas Tahun Berapa? Cek Rekomendasinya
-
Mobil Bekas Xpander 2017 Masih Layak Dibeli? Cek Harga dan Spesifikasinya
-
Daya Pikatnya Susah Ditolak, Berapa Pajak Tahunan dan Harga Innova Reborn Diesel?
-
5 SUV Matic 100 Jutaan Gak Ngos-ngosan di Tanjakan, Sekeluarga Nyaman Liburan ke Gunung
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Harga Rp7 Jutaan: Bisa Buat Sekolah, Kuliah hingga Sunmori di 2026
-
Pesona Toyota Alphard Harga LCGC Bekas: Cek Taksiran Pajak dan Penyakit yang Sering Muncul
-
Beda Pajak LMPV Avanza vs Xpander: Ada yang Tembus Rp5,2 Juta, Mending Mana?
-
Bak Bumi dan Langit, Adu Pajak Tahunan BYD Atto 1 vs Honda Brio Satya