Suara.com - Putusan dalam negeri Britania Raya soal Britain Remain atau Britain Leave (Brexit) atas keikutsertaannya dalam Uni Eropa bakal direalisasikan 29 Maret 2019. Dan "masa penantian" ini telah melahirkan berbagai kondisi kurang menentu yang mempengaruhi dunia industri, termasuk peta otomotif.
Dikutip dari The Guardian, penantian Brexit ini termasuk bila terjadi tanpa kesepakatan referendum, telah mengganggu pasokan suku cadang dari negara-negara Uni Eropa ke Inggris.
Sementara untuk urusan ekspor dan impor, bila tadinya peran Vehicle Certification Agency (VCA) atau agen sertifikasi Inggris berlaku valid di daratan Eropa, maka dengan terjadinya Brexit bakal dirumuskan aturan baru. Rencananya diberlakukan mulai Februari 2019 seperti disyaratkan Komisi Eropa. Inilah pendorong para produsen untuk melakukan serangkaian persiapan menyongsong perubahan mendatang.
Bentley, Toyota, serta Honda dikabarkan mulai mencari badan sertifikasi setara VCA yang beroperasi di Eropa untuk mengatasi kemungkinan produk gagal diekspor. Pilihan Bentley disebut-sebut berada di Luxemburg, sedangkan Honda serta Toyota memilih di Belgia.
Sementara Aston Martin, dengan produk-produk yang identik dengan tunggangan James Bond pun masih mencari-cari agen sertifikasi di kawasan Uni Eropa. Sedangkan Jaguar Land Rover, berkeputusan tetap bersama VCA. Alternatif akan dilakukan bila diperlukan kelak, namun belum dilakukan saat ini.
Mike Hawes, kepala eksekutif Society of Motor Manufacturers and Traders, badan industri Inggris, mengungkapkan bahwa kondisi No-Deal Brexit bukanlah sebuah pilihan bagi industri otomotif Britania Raya.
"Terhambatnya pengiriman mobil, di mana biasanya lebih dari seribu kontainer kami setiap hari melewati rute terowongan bawah laut English Channel menuju Perancis akan memberikan gangguan hebat terhadap produksi otomotif Britania Raya," tukas Mike Hawes.
Ia juga menandaskan, bahwa langkah para produsen berjaga-jaga dengan menimbun produksi juga bukanlah alternatif yang baik mengingat situasi ini membutuhkan ruang simpan besar, juga merujuk selera pasar.
Di atas semuanya, tak kalah penting adalah berkurangnya daya saing produk otomotif Inggris nantinya di pasar global. Padahal tahu sendiri, nama Britania Raya identik dengan dunia kendaraan, terutama kelas sport dan premium.
Baca Juga: Tak Disangka, Fungsi Kemasan Kentang Goreng Ini Bikin Terkejut
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Budget Pas-pasan? Cek Dulu Update Harga Honda BeAT Oktober 2025 sebelum ke Diler
-
Dari Gear 125 hingga R7: Segini Harga Motor Yamaha Oktober 2025
-
Jadwal Lengkap MotoGP Mandalika 2025, Tak Perlu Begadang
-
Pakai BBM Campuran Etanol: Tarikan Nampol atau Malah Mesin Mobil Konyol?
-
7 Rekomendasi Motor Listrik Mirip Vespa: Harga Murah, Desain Stylish
-
Pembalap MotoGP Gresini Racing Sapa Langsung Loyalis Federal Matic di Jakarta
-
Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP Naik Oktober 2025
-
Terpopuler: Busi Radioaktif Bikin Geger, Deretan Motor Tua Ini Bisa Bikin Kamu Kaya
-
Hyundai Pastikan Bawa Mobil Listrik Baru ke Indonesia di Sisa 2025
-
Busi Radioaktif Pernah Bikin Geger, Sejarah Gila Produk Otomotif Bikin Keder