Suara.com - Mengemudikan motor apalagi mobil di ibu kota Jakarta terasa gampang-gampang susah. Bukan perkara operasional kendaraan, namun perilaku para pengendara.
Seperti diilustrasikan oleh kantor berita Antara, bahwa di banyak kawasan di Jakarta, menyerobot garis batas saat lampu merah menyala di perempatan jalan besar dan kecil menjadi hal yang selalu terjadi. Sepeda motor saling serobot jalur dan melawan arah atau menduduki jalur bis TransJakarta juga bukan hal aneh lagi walau ada petugas yang berjaga.
Banyak di antara para pengendara yang acap berlaku demikian tidak menganggap perilaku itu salah dan melawan hukum. Bahkan praktik mengintimidasi pengemudi yang berperilaku tertib di jalan juga bukan hal yang jarang terjadi, terutama saat lampu merah menyala tanda dilarang melaju.
Bagaimana dengan penerapan kamera CCTV untuk keperluan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE)?
Diketahui, sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara, Ditlantas Polda Metro Jaya menambah 12 kamera pemantau tilang elektronik atau ETLE di 10 titik, yaitu JPO MRT Bundaran Senayan, JPO MRT Polda Semanggi, JPO depan Kementerian Pariwisata, JPO MRT Bundaran Senayan, Jalan Layang Non Tol Sudirman ke Thamrin, Simpang Bundaran Patung Arjuna Wijaya, Jalan Layang Non Tol Thamrin, simpang Sarinah - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Simpang Sarinah - Starbucks, serta JPO Plaza Gajah Mada yang sudah diaktifkan sejak 1 Juli 2019.
Kamera-kamera tadi menambah 12 kamera sebelumnya yang telah dipasang di Jalan Sudirman - Jalan MH Thamrin, dengan kemampuan menganalisa pelanggaran seperti:tidak mengenakan sabuk keselamatan, memakai ponsel saat berkendara, melanggar ganjil genap, melanggar marka jalan, melanggar lampu merah, batas kecepatan, hingga mampu merekam kegiatan di kabin mobil secara lebih jelas.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusuf, pada akhir pekan lalu (5/7/2019) menyatakan, sejak penerapan tilang elektronik berkamera baru pada 1 - 3 Juli 2019, terhitung ada 437 pelanggar, dan 50 persen di antaranya berupa pelanggaran sabuk keamanan.
"Dari 437 pelanggar ini, 269 adalah pelanggar sabuk pengaman, kemudian kedua (nomor) ganjil genap dan ketiga bermain ponsel sambil mengemudi," demikian papar Kombes Yusuf.
Lantas apa kata para pengguna jalan raya sehubungan penambahan kamera CCTV serta diberlakukannya ETLE sejak beberapa waktu lalu?
Baca Juga: Mitsubishi Outlander PHEV Bakal Dijual di Kisaran Rp 1,3 Miliar
Sejumlah warga DKI Jakarta mengatakan aturan tilang elektronik tidak mempengaruhi perilaku berkendara mereka.
"Sama-sama saja ya, mau ada tilang elektronik atau tidak, ya sama aja. Bedanya cuma, satu elektronik satu manual,” ujar Truski, pegawai swasta yang hampir setiap hari melewati jalur Jalan MH Thamrin, di Jakarta Pusat.
Ia sudah biasa berperilaku tertib dalam berkendara, apalagi sejak uji coba tilang elektronik diberlakukan mulai 1 Oktober 2018.
Senada adalah pendapat Irwandri, seorang wiraswastawan, yang kerap mengunakan mobil sebagai pilihan berkendara.
"Tidak terlalu berpengaruh, paling yang harus diingat jangan menggunakan ponsel sambil berkendara karena biasanya digunakan untuk membuka aplikasi Google map,” papar Irwandri.
Kondisi berbeda dialami Erian Sutikno yang berprofesi sebagai pengemudi taksi online atau taksol. Tilang elektronik ia rasakan cukup menyulitkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
7 Mobil Mungil Bekas Cocok untuk Satset di Perkotaan: Harga Ramah UMR
-
Mobil Bekas 100 hingga 150 Jutaan Cocok untuk Bapak-Bapak 40 Tahunan, Serba Nyaman
-
Buat Keluarga Mending Mana? Ini Perbedaan Mitsubishi Xforce dan Destinator
-
Apa Tanda Busi Harus Diganti? Pertamina Sebut Komponen Ini yang Bikin Motor Brebet
-
3 Skutik Retro Pengganti Vespa untuk Gen Z Bergaya yang Bujetnya Mepet
-
Duel MPV Listrik Rp 300 Jutaan untuk Keluarga Modern: Pilih Kabin Lega Wuling atau Teknologi BYD?
-
Cari Mobil Sekelas Avanza tapi Elektrik? Tengok Dulu Daftar Harga BYD November 2025
-
BYD Lanjutkan Ekspansi Kendaraan Listrik ke Kawasan Timur Indonesia
-
7 Mobil Mitsubishi Termurah Keluaran Tahun 2000 ke Atas: Lengkap dengan Spesifikasi dan Harganya
-
3 Mobil Listrik dengan Fitur Fast Charging untuk Pengisian Cepat