Bisnis / Keuangan
Kamis, 06 November 2025 | 21:07 WIB
Ilustrasi: Pizza Hut, kini berada dalam posisi genting. Perusahaan induknya, Yum! Brands, secara serius mempertimbangkan untuk menjual seluruh jaringan restoran pizza tersebut menyusul anjloknya kinerja penjualan yang berlarut-larut. Foto ist.
Baca 10 detik
  • Yum! Brands, secara serius mempertimbangkan untuk menjual seluruh jaringan restoran Pizza Hut.
  • CEO Yum! Brands, Chris Turner, mengakui tim Pizza Hut telah bekerja keras.
  • Meskipun Pizza Hut secara global memiliki sekitar 20.000 gerai, dengan 6.500 di antaranya berada di AS, kinerja di pasar domestik AS inilah yang menyeret rapor merah perusahaan.

Suara.com - Salah satu merek waralaba makanan cepat saji paling ikonik di dunia, Pizza Hut, kini berada dalam posisi genting. Perusahaan induknya, Yum! Brands, secara serius mempertimbangkan untuk menjual seluruh jaringan restoran pizza tersebut menyusul anjloknya kinerja penjualan yang berlarut-larut.

Dilansir dari CNBC International, Kamis (6/11/2025), CEO Yum! Brands, Chris Turner, mengakui tim Pizza Hut telah bekerja keras. Namun, situasi di pasar Amerika Serikat (AS) yang menjadi penentu utama telah memaksa perusahaan untuk mencari jalan keluar radikal.

"Kinerja Pizza Hut menunjukkan perlu adanya tindakan lain, contohnya seperti dijalankan di luar Yum! Brands," kata Turner, mengisyaratkan bahwa opsi pelepasan atau penjualan sedang dipertimbangkan.

Meskipun Pizza Hut secara global memiliki sekitar 20.000 gerai, dengan 6.500 di antaranya berada di AS, kinerja di pasar domestik AS inilah yang menyeret rapor merah perusahaan. Dalam beberapa kuartal terakhir, penjualan di gerai-gerai AS dilaporkan mengalami penurunan sebesar 1 persen, dan menjadi pemberat bagi kinerja global merek tersebut.

Kontrasnya, dua "saudara" Pizza Hut di bawah naungan Yum! Brands justru mencatat hasil positif. Taco Bell sukses meningkatkan penjualan gerai sebesar 7 persen, sementara KFC tumbuh stabil 3 persen meskipun juga menghadapi tekanan pasar. Padahal, Pizza Hut saat ini menyumbang sekitar 11 persen dari total laba operasional Yum! Brands.

Penurunan ini terjadi di tengah badai persaingan yang makin brutal dan pelemahan daya beli konsumen. Pesaing utama, seperti Domino's Pizza dan Papa John's, terus agresif merebut pangsa pasar. Domino's bahkan melaporkan kenaikan penjualan 6% bulan lalu berkat strategi promosi yang gencar.

Chris Turner juga menyoroti sentimen makroekonomi yang menekan: inflasi tinggi dan melambatnya pasar tenaga kerja membuat konsumen di AS lebih hati-hati dalam membelanjakan uangnya untuk makanan di luar rumah.

Tekanan serupa tak hanya terjadi di AS. Di Inggris, Pizza Hut dilaporkan berencana menutup separuh gerainya karena turunnya minat pelanggan. Industri pizza saat ini semakin padat, menuntut adaptasi cepat terhadap tren dan selera konsumen generasi muda, hal yang tampaknya gagal dilakukan oleh Pizza Hut.

Hingga kini, Yum! Brands belum mengumumkan kapan keputusan final mengenai masa depan Pizza Hut akan diambil, namun sinyal untuk melepaskan merek ikonik ini sudah sangat jelas.

Baca Juga: Sempat ke Level Tertinggi, IHSG Terus Meroket Hingga Akhir Perdagangan Gara-gara Indeks MSCI

Load More