Suara.com - Masker saat ini tengah menjadi barang penting di tengah pandemi virus corona. Setiap warga yang terpaksa harus keluar rumah mau tak mau harus mengenakan alat penyaring udara tersebut.
Dengan stok masker medis yang sempat langka beberapa waktu lalu, tentu muncul ide-ide aneh untuk membuat barang tersebut.
Salah satunya adalah dengan menggunakan karet ban dalam bekas, seperti yang satu ini.
Viral di media sosial, wujud masker aneh yang dibuat menggunakan ban dalam bekas. Ban dalam ini dipotong sedemikian rupa agar bisa dikenakan di wajah.
Wujud masker ini ramai dibicarakan warganet usai muncul unggahan potret akun @jakarta.keras kemarin.
Namun selain dari bahan yang anti mainstream, dop pada ban ini tak disingkirkan demi memenuhi fitur tersembunyi. Apa itu?
Selain sebagai lubang udara, rupanya dop alias pentil ban ini juga bisa digunakan sebagai tempat menaruh rokok.
Walaupun diduga masker ini kurang efektif untuk menyaring udara, namun tetap saja wujud masker tersebut sukses menyedot perhatian warganet. Sederet komentar kocak pun bermunculan seperti beberapa di bawah ini.
"Cerdikiawan indonesia" celetuk @rasyidsudrajat.
Baca Juga: Viral Motor Dibuang ke Sungai Lalu Dipungut Lagi, Motifnya Bikin Penasaran
"Boleh juga teknik bapak yang satu ini" tulis @herisaputra__22.
"Inovasi ditengah pandemi" kata @ayuftma506.
Perokok Lebih Berisiko Terinfeksi Corona Covid-19
Sebagian besar korban jiwa dalam wabah virus corona atau Covid-19 adalah mereka yang memiliki penyakit bawaan seperti diabetes, hipertensi, hingga gangguan pernapasan akut yang menandakan kualitas paru-paru menurun.
Nah, ngomong-ngomong soal kualitas paru-paru yang menurun, salah satunya penyebab terbesar diakibatkan karena kebiasaan merokok. Kalau paru-paru bermasalah, alhasil orang tersebut jadi mudah terkena Covid-19,
"Iya, kalau merokok itu sudah jelas (risiko terkena Covid-19). Orang merokok itu apalagi itu menyerang paru-paru, merokok itu paru-paru yang kena. kualitas paru-paru akan menurun, apa yang kita bilang PPOK, Penyakit Paru Obstruktif Kronis itu kalau orang yang merokok lama," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Porf. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Honda Stylo 160 Arjuno Akan Dipamerkan di Pameran Modifikasi Jepang
-
MaxDecal Memacu Kreativitas Kustom Kultur Indonesia Lewat Produk Stiker Berkualitas
-
JAECOO Sajikan Pengalaman SUV Premium J8 SHS ARDIS di Pusat Perbelanjaan
-
5 Rekomendasi Motor Listrik yang Menggunakan Baterai Swap, Harga Terjangkau!
-
New Honda ADV160 Ditargetkan Terjual Sebanyak 200 Unit Perbulan di Wilayah NTB
-
Pabrik Geely di Purwakarta untuk Kebutuhan Domestik, Tapi Juga Siap Ekspor
-
Motul Meriahkan Kustomfest 2025 dengan Peluncuran Produk Pelumas Terbaru
-
Penampakan Mobil Mercy Ringsek di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Milik Siapa?
-
5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
-
Pebalap Binaan Astra Honda Melesat di IATC Mandalika