Suara.com - Peneliti dari Davis Institute of Transportation Studies menerbitkan hasil penelitian mereka tentang kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Fokus penelitiannya kali itu adalah alasan pengguna kendaraan listrik memutuskan untuk berhenti menggunakannya. Unik, karena biasanya dilakukan studi mengapa orang kekinian lebih memilih mobil terelektrifikasi.
Mengutip RideApart, laporan berasal dari hasil lima survei terpisah, yang diambil dari para pengguna kendaraan listrik jenis Plug-in Electric Vehicle (PEV) yang berbasis di California antara 2015 dan 2019.
Dari survei ini, empat studi berbasis co-hort, dan yang terakhir pada 2019 adalah survei panel. Caranya, anggota dari empat kelompok dikirimi kuesioner pada waktu yang sama dan diminta untuk berpartisipasi.
Untuk keperluan survei, pengguna PEV terdiri dari dua kelompok, yakni memakai kendaraan listrik jenis baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV) dan kendaraan listrik jenis Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).
Secara keseluruhan, peneliti menerima 4.512 tanggapan survei. Dari jumlah itu, 20,96 persen responden yang telah membeli PEV melaporkan keputusan untuk tidak melanjutkan kepemilikan. Atau berhenti menggunakan produk mobil listrik.
Satu pertanyaan menarik yang diajukan kepada responden survei adalah meminta mereka merancang PEV ideal mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden belum bisa mendapatkan kendaraan yang memiliki jangkauan dan kecepatan pengisian sesuai keinginan, serta harga ekonomis.
Namun perlu dicatat, meski hasil studi ini diterbitkan pada April 2021, laporannya didasarkan pada hasil yang dikumpulkan terutama antara 2015 dan 2018, dan survei 2019. Selain itu peneliti melakukan sejumlah pertanyaan tambahan yang diajukan kepada responden dari survei 2015 hingga 2018.
Dengan kata lain, kekinian produk elektrifikasi semakin beragam. Teknologi pun semakin maju, termasuk penemuan baterai listrik berdurasi panjang. Juga proses fast recharging di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang memangkas waktu pengisian baterai.
Berita Terkait
-
Wuling Motors dan Pos Indonesia Hadirkan Mitra EV Sebagai Solusi Kendaraan Logistik
-
Insentif Impor Mobil Listrik CBU Dihentikan Mulai 2026, Fokus ke Produksi Lokal
-
Jajaran Kendaraan Listrik dan Alat Berat Listrik Pamer Inovasi di Mining Expo 2025
-
Daihatsu Masih Mengkaji Kesiapan Ayla EV untuk Kebutuhan Konsumen Indonesia
-
6 Hal Penting yang Wajib Dicek Sebelum Membeli Mobil Listrik Bekas
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Mitsubishi Fuso Jamin Biaya Kepemilikan Fighter X Tractor Head 4x2 Lebih Murah
-
Wuling Motors dan Pos Indonesia Hadirkan Mitra EV Sebagai Solusi Kendaraan Logistik
-
Suzuki Meluncurkan New XL7 Hybrid Alpha Kuro: SUV Tangguh dengan Tampilan Lebih Elegan
-
Kakorlantas Sudah Tak Pakai Strobo, Pejabat Lain Kapan?
-
Rocky Hybrid Catat 500 Pemesanan, Konsumen Baru Terima Unit November
-
Mitsubishi Fuso Luncurkan Fighter X Tractor Head 4x2 Pertamanya di Indonesia
-
Rocky Hybrid Pecahkan Rekor Efisiensi BBM 47 km/L, Terbukti Super Efisien
-
Federal Oil Edukasi Konsumen Agar Terhindar dari Peredaran Oli Palsu
-
MAKA Motors Resmikan Showroom Pertama di Bali Perluas Jaringan Motor Listrik Nasional
-
Sensasi Jajal Daihatsu Rocky Hybrid, Senyap dan Super Irit