Suara.com - Sebuah studi menyebutkan bahwa munculnya teknologi keselamatan diperkirakan mampu mempercepat hilangnya transmisi manual pada mobil yang kelak diproduksi.
Teknologi pengereman otomatis pada khususnya, bersama fitur keselamatan aktif lainnya, membuat perpindahan tuas transmisi tak lagi dibutuhkan.
Dengan perkembangan kendaraan listrik, serta semakin meningkatnya teknologi self-driving, mobil yang dilengkapi gearbox manual hanya menyumbang persentase kecil dari penjualan.
Sementara pembeli yang sebelumnya lebih menyukai kinerja dan penghematan bahan bakar yang dihasilkan dari mobil manual kini mulai beralih selera.
Sebagai contoh, Subaru tidak lagi menawarkan paket keamanan Eyesight pada mobil transmisi manual. Menurut perusahaan, ini karena kendaraan manual mereka tidak memiliki rem parkir elektronik. Unsur ekonomis juga menjadi alasan perusahaan untuk tidak menyematkan fitur.
Juru bicara Subaru, Anton Pawczuk, mengatakan perusahaan tetap berkomitmen untuk menawarkan kendaraan yang dilengkapi transmisi manual. Namun, peraturan dapat mengubah hal itu.
"Jika suatu hari nanti diamanatkan dalam sebuah aturan, maka kami harus mempertimbangkan (menghapus transmisi manual)," ungkap Anton Pawczuk, dikutip dari Carscoops.
Mazda melaporkan, pada 2016 sebanyak 19,2 persen mobil yang terjual adalah transmisi manual. Tetapi pada 2020, angka itu turun menjadi hanya 6,4 persen.
Sementara Subaru melaporkan mobil dengan transmisi manual hanya berkontribusi kurang dari 10 persen penjualan pada 2019.
Baca Juga: Qashqai Jadi Model Nissan Perdana Berbahan Aluminium di Eropa
Meskipun demikian, beberapa produsen mobil menyatakan akan tetap menawarkan pilihan transmisi manual kepada konsumen. Tetapi keputusan ini juga menjadi tanda tanya berapa lama pabrikan dapat bertahan dengan menawarkan opsi manual.
Berita Terkait
-
4 Cara Ampuh Mempercepat Booting Windows, Bisa untuk Laptop Maupun PC
-
Studi Ungkap Alasan Kita Ikut Merasa Sakit saat Melihat Orang Terluka
-
Studi Ungkap Pemilik Peliharaan Sering Percaya Anjing dan Kucingnya Punya Emosi
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
Studi: Kesiapan SDM dan Lingkungan Jadi Kunci Sukses Transformasi Digital
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Berapa Harga Mobil Bekas Denza D9? Ini Pesaing Alphard dengan Fitur Super Canggih
-
5 Rekomendasi Ban Tubeless untuk Honda Revo yang Aman dan Nyaman
-
5 Rekomendasi Ban Tubeless untuk Honda Vario 125 yang Aman di Jalan Licin
-
QJMotor Siapkan 4 Produk Baru Tahun Depan, Perkuat Segmen Motor Sport Tapi Matic
-
Kuis Sejarah Otomotif: Siapa Penemu Mobil Pertama di Dunia?
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
5 Mobil Keluarga Mirip BYD Atto 1 dengan Kabin Luas dan Fitur Canggih
-
5 Rekomendasi Aki Motor Terbaik untuk Honda BeAT yang Awet dan Murah
-
7 Mobil Listrik Paling Laris Penguasa Pasar RI: Fiturnya Canggih Nan 'Ngeri'
-
5 City Car untuk Ibu Rumah Tangga yang Nyaman, Irit, dan Praktis