Suara.com - Pengamat Energi Iwa Garniwa menyatakan bahwa kendaraan berbasis bahan bakar gas atau BBG perlu mendapatkan insentif seperti kendaraan listrik.
Dikutip dari kantor berita Antara, tujuan pemberian insentif untuk mobil bahan bakar gas atau BBG adalah mendorong optimalisasi target bauran energi di Indonesia.
"Penggunaan energi terbarukan telah menjadi tuntutan global, termasuk di Indonesia. Maka, wajar jika diperlukan insentif untuk merealisasikannya," jelasnya secara tertulis di Jakarta, pada Rabu (21/12/2022).
Indonesia perlu memiliki program sendiri yang lebih tepat sasaran dan terukur. Kondisi harus menyesuaikan dengan potensi yang ada di dalam negeri serta mempertimbangkan kemampuan dan daya beli masyarakat.
Menurut Iwa Garniwa, program tepat sasaran dan terukur bertujuan mendukung ketahanan energi nasional dengan kemandirian dan kedaulatan.
Profesor serta Guru Besar Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia ini menyebutkan, menuju penggunaan kendaraan yang sepenuhnya listrik butuh tahapan. Terlebih ada sekitar 24 juta kendaraan roda empat serta sekitar 120 juta sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) yang perlu diperhatikan.
”Ketika kita langsung ke kendaraan listrik, itu semua mau diapakan? Jadi perlu transisi,” terangnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki berbagai sumber energi ramah lingkungan yang bisa dioptimalkan pada fase transisi terutama BBG yang programnya sudah sempat dijalankan namun belum masif, seperti program pemasangan konverter kit gratis.
Selain pada kendaraan umum dan dinas, program sejenis juga telah dilakukan kepada ribuan nelayan di berbagai daerah.
Baca Juga: Rencana Pemerintah Berikan Subsidi Kendaraan Listrik Mendapatkan Apresiasi Toyota
”Saya berpikir ada program yang bagus dari BBM ke BBG. Saya beberapa kali naik taksi di Korea Selatan saja ternyata pakai gas. Jadi, penting untuk tidak semata-mata fokus ke satu program saja,” tandas Iwa Garniwa.
"Padahal (konversi BBM ke BBG) itu sudah bagus. Ini juga penting karena Indonesia perlu tetap berhati-hati mengejar target zero emisi. Kalau BBG dioptimalkan, benefitnya jelas ada bagi negara,” ujarnya.
Dengan begitu, Indonesia tidak semata-mata melakukan konversi kendaraan dari BBM ke listrik yang dianggap ramah lingkungan. Akan tetapi juga mendapatkan manfaat dari optimalisasi sumber daya gas.
”Ketersediaan BBG jelas ada. Apalagi Indonesia eksportir BBG,” imbuhnya.
Iwa Garniwa menambahkan bahwa Indonesia masih butuh optimalisasi energi eksisting lantaran bauran energi belum dilakukan secara optimal.
Ketua Asosiasi Perusahaan Liquid & Compress Natural Gas Indonesia (APLCNGI) Dian Kuncoro mengatakan rencana pemerintah memberikan insentif atas pembelian kendaraan listrik semestinya juga diikuti dengan insentif kepada kendaraan berbasis BBG.
"Penggunaan BBG juga punya tujuan untuk mendorong peralihan pada penggunaan energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada BBM. Biaya konversi ke BBG juga lebih terjangkau antara Rp15 juta sampai Rp30 juta dan perawatannya juga jauh lebih mudah,” jelas Dian Kuncoro.
Untuk mendukung langkah transformasi ke BBG tersebut, pemerintah telah merealisasikan pembangunan berbagai infrastruktur seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Mobile Regasifications Unit (MRU) di berbagai lokasi, khususnya di Jabodetabek.
Berita Terkait
-
Insentif Mobil Listrik Impor Distop, Pemerintah Diharapkan Punya Strategi Lanjutan
-
Begini Jadinya Ofero Stareer 3 Lit Terima Sentuhan Modifikasi dari Katros Garage
-
Menperin: Insentif Mobil Listrik Impor Dihentikan
-
Target Ambisius GAC Gempur Pasar Eropa dengan Produk Mobil Listrik
-
Perseteruan Raksasa Otomotif China Memanas, BYD Gugat CEO GWM Tank
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Drag Race Toyota Agya Jadi Ajang Pembuktian Performa di Jamnas TAC Ke 3
-
Yamaha Berikan Servis Gratis untuk Motor Terdampak Banjir di Bali
-
Pahami Tanda-Tanda Sistem Suspensi Mobil Sudah Mulai Terganggu
-
Insentif Mobil Listrik Impor Distop, Pemerintah Diharapkan Punya Strategi Lanjutan
-
Daftar Barang yang Dilelang KPK September 2025: Mulai dari Fortuner 60 Jutaan hingga Vespa!
-
Sirkuit Mijen Membara, Crosser 19 Tahun Ini Ancam Dominasi di Kejurnas Motocross 2025
-
Di Indonesia Mahal, Berapa Harga Mobil VW di Negara Asalnya?
-
Begini Jadinya Ofero Stareer 3 Lit Terima Sentuhan Modifikasi dari Katros Garage
-
Terpopuler Hari Ini: Mobil Bekas untuk Pensiunan PNS, Toyota Avanza Masih Jadi Incaran
-
Budget Mahasiswa: Pilih Yamaha NMAX Bekas Gagah atau Fazzio Baru Bergaya?