Suara.com - Desa Sejahtera Astra atau DSA Wisata Negeri Hila adalah salah satu binaan Astra--bagian dari PT Astra International Tbk, sebuah perusahaan nasional yang memiliki 270 anak usaha, antara lain bergerak di sektor otomotif, jasa pembiayaan, dan asuransi--yang berlokasi di wilayah pesisir utara Ambon, didominasi dataran rendah
Dikutip dari rilis resmi Astra sebagaimana diterima Suara.com, DSA Wisata Negeri Hila terletak 37 km dari pusat kota Ambon. Jumlah penduduk mencapai 6.850 jiwa, mata pencaharian penduduk adalah penjualan kriya kayu dan kuliner lopis, serta perkebunan pala, cengkeh, dan kakao yang diangkat menjadi salah satu destinasi ecotourism di wilayah Leihitu.
Komoditas pala, cengkeh, dan kakao yang dihasilkan ini telah diekspor ke Eropa. Dengan hasil panen komoditas pala di Desa Hila mampu mencapai 6 per tahun, dengan nilai transaksi ekspor yang hingga mencapai Rp 1,5 miliar.
Kesuksesan pemasaran produk pala, cengkeh, dan kakao di pasar Eropa itu tidak lepas dari peran Mohamad Nurdin Lating. Sebagai salah satu putra daerah asli Maluku, ia telah memberikan banyak sumbangsih bagi kemajuan agribisnis di DSA Wisata Negeri Hila. Kiprahnya dalam bidang ekspor dimulai 2016. Caranya membantu petani lokal untuk membangun jaringan ekspor pala, cengkeh, dan kakao dari Ambon menuju pasar Eropa.
Pada 2019, Nurdin menjadi pemimpin Kelompok Tani Petani Pala Uli Halawang Hila dan berhasil membuat hasil panen pala kelompok ini mendapatkan sertifikasi dari Uni Eropa.
Sebagai salah satu inovator Pala Maluku, Mohamad Nurdin Lating secara aktif bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun jaringan ekspor pala, cengkeh, dan kakao menuju China, India, Amerika Serikat, Kanada, dan banyak negara Eropa lainnya.
"Sejak dibina oleh Astra, DSA Wisata Negeri Hila mendapatkan pendampingan mulai pengembangan desa, pelatihan pengembangan buah pala, hingga fasilitas peralatan homestay yang menjadi salah satu mata pencaharian warga. Sejak saat itu, pendapatan dari seluruh aspek pun meningkat 30 persen dibandingkan tahun lalu," jelas Mohamad Nurdin Lating, tokoh penggerak DSA Wisata Negeri Hila.
Disebut sebagai desa wisata, selain bergantung kepada hasil bumi, DSA Wisata Negeri Hila juga mengandalkan potensi wisata alam, sejarah, dan budaya.
Baca Juga: Hari Raya Idul Adha 2023, "Maucash Berbagi" Donasikan Sapi kepada Warga Sekitar sampai Pramukantor
Memiliki semboyan "Cepat, Efisien dan Efektif, Ramah, Ikhlas, dan Akuntabel", DSA Wisata Negeri Hila memiliki bangunan bersejarah Benteng Amsterdam, buatan 1512 yang menjadi titik mula jalur perdagangan rempah dan menjadi monumen serta saksi bisu dari berkembangnya kehidupan di wilayah Leihitu, Maluku Tengah, Maluku.
Desa yang dibina Astra sejak 2022 ini menjadi salah satu destinasi wisata yang paling diminati di wilayah Ambon karena memiliki potensi budaya, bahari, sejarah, kenampakan alam dan buatan, kuliner, hingga kerajinan tangan.
Sebagai salah satu desa tertua di wilayah Leihitu, DSA Wisata Negeri Hila memiliki peran historis yang sangat penting bagi Maluku ditandai dengan banyaknya peninggalan sejarah yang dapat ditemukan di sekitar. Mulai dari Benteng Amsterdam, Gereja Tua Imanuel Hila, dan Mushaf Al-Qur’an tulis tangan tertua di Maluku yang ditulis hampir 1.000 tahun lalu.
Selaras kekayaan sejarahnya, desa ini dikenal memiliki aneka kekayaan budayanya, mulai Tari Cakalele, Sau Reka-Reka, Sawat, serta Tari Lenso atau sapu tangan untuk menyambut tamu yang datang. Selain itu masih ada permainan tradisional seru Bambu Gila.
Masyarakat DSA Wisata Negeri Hila secara aktif mengembangkan diri di berbagai bidang melalui komunitas-komunitas yang ada di dalam masyarakat. Antara lain komunitas Zumama, Hila Photography Club, dan Rumah Kita Hila yang bergerak di bidang seni budaya.
Ada pula Himpunan Kesehatan Hila yang bergerak di bidang sosial dan kesehatan masyarakat, Hila English Lover Club yang bergerak di bidang pendidikan, serta Palahi Halawang yang bergerak dalam pelestarian lingkungan hidup.
Berita Terkait
-
Rencana Kontroversial Eropa: 'Beli Kuota Dosa' untuk Penuhi Target Iklim? Masa Depan Bumi Terancam!
-
BYD Ekspor Mobil Listrik dari Thailand, Hindari Tarif Tinggi Uni Eropa
-
Menko Airlangga Blak-blakan WTO Dukung RI dalam Sengketa Biodiesel dengan Uni Eropa
-
Airlangga Sebut Indonesia Kalahkan Uni Eropa, Bea Masuk Biodiesel Diusulkan Dicabut
-
Resmi! Visa Schengen Uni Eropa Kini Full Digital Tanpa Stiker, Ini Ketentuannya
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Penjelasan Suzuki Hanya Lakukan Ubahan Eksterior Pada New XL7 Hybrid Alpha Kuro
-
Maxus MIFA Gebrak Jogja: Alphard Killer Rakitan Lokal Ini Bikin Bapak-Bapak Ketagihan Nyetir
-
Pembalap Astra Honda Dominasi Podium 600cc di Mandalika Gunakan CBR600RR
-
Harga Yamaha NMAX 2015 vs Honda PCX CBU Bekas Generasi Pertama, Sudah Turun Jauh!
-
Pesona Pajero Sport Versi Hemat: Mesin Perkasa, Harga Setara Nmax
-
AION Siapkan Produk PHEV Tujuh Penumpang Lengkapi Varian Produk Elektrifikasi di Indonesia
-
Mesin Awet! 7 Mobil Bekas Eropa yang Tetap Perkasa di Jalan
-
VinFast Umumkan Skema Berlangganan Baterai Baru untuk Kepemilikan Mobil Listrik
-
7 Rekomendasi Mobil Bekas Ex-Taksi: Harga Hemat, Performa Mantap
-
BlackAuto Battle Surabaya 2025 Jadi Ajang 'Unjuk Gigi' Kreatifitas Modifikasi di Kota Pahlawan