Suara.com - Beberapa saat lalu, Indonesia dan Australia menandatangani kerja sama bilateral IA-CEPA, yang dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri sebagai persetujuan kemitraan ekonomi yang komprehensif antara Indonesia dengan Australia, dengan prinsip dasar kemitraan yang saling menguntungkan (win-win).
Kemitraan ini akan memperkuat hubungan ekonomi Indonesia dan Australia dalam jangka waktu yang panjang. IA-CEPA berbeda dengan Free Trade Agreement FTA.
Kekinian, khusus sektor otomotif dilangsungkan penandatanganan atau Memorandum of Understanding (MoU) antarkedua negara yang menyangkut kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).
Dikutip dari kantor berita Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Republik Indonesia Erick Thohir memaparkan bahwa nikel dan lithium adalah dua mineral utama yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik.
"Indonesia telah mengembangkan industri hilirisasi nikelnya menuju ekosistem kendaraan listrik dalam lima tahun terakhir. Telah ada tiga pabrik di Indonesia yang beroperasi untuk memproduksi mixed hydroxide precipitate, bahan dasar prekursor baterai," jelasnya.
Kemudian, beberapa proyek manufaktur baterai juga telah direncanakan untuk dibangun di Tanah Air dan akan dimulai pada beberapa tahun mendatang.
Di sisi lain, Australia memiliki 24 persen cadangan lithium dunia (urutan kedua setelah Chili). Australia telah menyumbang 43 persen dari ekstraksi lithium global pada 2022.
Australia dapat mengambil manfaat dari sumber daya lithium yang melimpah ini dengan berkolaborasi dengan Indonesia yang telah mengembangkan industri nikelnya dalam membangun poros baru ekosistem baterai kendaraan listrik, serta menjalin aliansi.
Latar belakang kesamaan sebagai negara penghasil mineral logam inilah yang menjadi dasar bagi Indonesia dan Australia untuk menandatangani MoU untuk kerja sama di bidang EV khususnya pengolahan bahan pembuat baterai kendaraan listrik.
Sehingga pada Kamis (23/11/2023), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Republik Indonesia Erick Thohir dan Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pembentukan ‘Mekanisme’ Bilateral untuk Memajukan Kolaborasi Kendaraan Listrik atau Electric Vehicles (EV) antara Indonesia dengan Australia.
“Indonesia dan Australia tidak hanya memiliki kedekatan geopolitik, keduanya juga memiliki sumber daya mineral yang melimpah, serta peluang untuk menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan kendaraan listrik global,” ungkap Menko Marves Ad Interim RI dalam acara penandatanganan ini.
Ia menandaskan lahirnya MoU tadi adalah menindaklanjuti komitmen yang diumumkan Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Persemakmuran Australia pada Annual Leaders' Meeting untuk memajukan kerja sama dan kolaborasi dalam industri kendaraan listrik.
Mekanisme bilateral ini memfasilitasi hubungan kerja sama yang saling menguntungkan, serta kolaborasi dalam memetakan rantai pasok dan ekosistem kendaraan listrik, berbagi best practice mengenai standar lingkungan sosial, dan tata kelola (environment, social, and good governance atau ESG).
Kemudian mendukung transfer pengetahuan, memfasilitasi kemitraan bisnis-ke-bisnis baru serta membentuk komite pengarah bersama untuk memandu alur kerja dan memantau hasil kolaborasi.
Adanya kerja sama bidang EV ini tentu saja membuka peluang Indonesia sebagai negara penghasil sumber daya mineral untuk berperan aktif sebagai produsen dalam langkah menuju Net Zero Emission atau NZE 2060.
Berita Terkait
-
Tragedi Terra Drone: Kenapa 22 Karyawan Tewas? Mendagri Siapkan Solusi Aturan Baru
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Suzuki eVitara Siap Mengaspal di Indonesia Tahun Depan, Hasil Kolaborasi dengan Toyota?
-
Setahun Bahlil Pimpin ESDM, Energi Merata Sampai ke Pelosok
-
Beda Reaksi Warga Sambut Menteri Purbaya Yudhi VS Bahlil Lahadalia di HUT TNI Ke-80
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Matic dan Bebek, Modal Rp3 Juta Sudah Siap Gas
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Paling User Friendly dan Mudah Parkir, Harga di Bawah Rp70 Juta
-
4 Mobil Matic di Bawah Rp100 Juta, Cocok untuk Anak Muda
-
Menko Airlangga Tegaskan Syarat Pabrikan Mobil Listrik Dapat Insentif Pemerintah
-
Kini Seharga Honda BeAT, Berapa Pajak Motor NMAX Bekas per Tahun?
-
QJMotor Beri Penjelasan Terkait Permasalahan Konsumen di Dealer Solo
-
4 Mobil SUV Lawas di Bawah Rp80 Juta yang Masih Sangar Diajak Nongkrong, Ada yang Seharga Vario
-
Berapa Harga Mobil Bekas Wuling Binguo EV? Kendaraan Paling Dicari 2025
-
Skutik Bongsor 250cc Seharga NMAX, Honda Forza Bisa Ketar-Ketir Seketika
-
3 Mobil Karimun Bekas Rp50 Jutaan, Pilihan Ternyaman untuk Keluarga