Suara.com - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), perusahaan yang memproduksi dan mengekspor mobil-mobil Toyota di Tanah Air, mengatakan 2024 diperkirakan akan masih penuh tantangan untuk industri otomotif karena gejolak ekonomi global akibat konflik di berbagai belahan dunia.
Toyota Indonesia akan berupaya meningkatkan kinerja ekspor dengan mengandalkan salah satunya kendaraaan elektrifikasi dan berharap adanya relaksasi fiskal dari pemerintah agar pasar domestik berkembang melampaui 1 juta unit.
"Sejumlah upaya kami lakukan untuk mengakselerasi performa ekspor industri otomotif nasional dengan menghadirkan varian kendaraan elektrifikasi lengkap sesuai dengan kebutuhan konsumen global,” kata Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto, Rabu (10/1/2024).
TMMIN mengatakan pada tahun ini potensi ekspor kendaraan elektrifikasi Toyota Indonesia mencapai total 9.400 unit. Pada 2023 lalu, TMMIN juga mengekspor 3000 unit Kijang Innova Zenix Hybrid dan 6.400 Yaris Cross Hybrid.
Angka tersebut menunjukkan bahwa sebagai produk ekspor berteknologi tinggi dan berdaya saing global, produk otomotif buatan dalam negeri telah mendukung performa ekspor otomotif nasional, karena diterima dengan baik oleh pasar internasional.
"Kami juga melakukan beragam aktivitas ekspansi demi mengoptimalkan kinerja ekspor, seperti menambah negara tujuan ekspor ke pasar nontradisional juga diversifikasi model ekspor kendaraan seperti Fortuner cash carrier ke Vietnam dan Fortuner Escort ke Palau,” kata Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam.
Sejumlah lembaga dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 5 persen, di antaranya IMF yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5 persen, Bank Dunia 4,9 persen, sementara Pemerintah menargetkan hingga 5,2 persen.
Proyeksi tersebut dinilai cukup tinggi jika direfleksi dengan sejumlah kondisi yang dihadapi Indonesia di tahun sebelumnya.
Di tahun yang cukup menantang ini, Nandi mengatakan pihaknya menargetkan kinerja ekspor kendaraan T-brand dapat menyamai level yang sama di tahun 2023 atau naik 3 persen menyentuh level 300.000 unit.
Baca Juga: Singgung Relaksasi Pajak Pembelian Mobil, Toyota: Pemerintah Jangan Takut!
Bob Azam juga menambahkan, pihaknya berharap pemerintah memberikan relaksasi fiskal agar pasar domestik berkembang semakin pesat.
"Kinerja positif kedua teknologi ini dapat pula memperkuat terwujudnya volume pasar domestik lebih dari 1 juta unit per tahun yang membutuhkan dukungan Pemerintah melalui kebijakan relaksasi pajak,” tekan Bob Azam.
Pada Desember lalu, Bob mengingatkan bahwa pasar mobil Indonesia terjebak di angka penjualan 1 juta unit selama 10 tahun terakhir. Ia menilai, perlu ada relaksasi fiskal dan insentif dari pemerintah agar konsumen semakin berdaya membeli mobil baru.
Ia mengingatkan sektor otomotif menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia yang menyumbang hingga 4 persen dari total Gross Domestic Product (GDP).
Tercatat penyerapan tenaga kerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif termasuk pada sektor industri kecil dan menengah (IKM) pada bidang komponen mampu mencapai lebih dari 1,5 juta tenaga kerja.
Bob berharap industri otomotif nasional bisa menjadi industri prioritas penyokong ekonomi lantaran proyeksi dan potensi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri kendaraan berteknologi ICE ramah lingkungan serta pertumbuhan kendaraan elektrifikasi yang cukup menjanjikan.
Berita Terkait
-
Tahun 2023 Penuh Tantangan, Ekspor Toyota Indonesia Turun 3 Persen
-
Daftar Mobil Buatan Indonesia yang Terdampak Skandal Daihatsu, Ada Xenia dan Avanza
-
TMMIN Berharap Perpres 79 yang Beri Insentif Impor Mobil Listrik Bisa Membentuk Pasar
-
Toyota Cetak Rekor Ekspor Mobil di 2023
-
Toyota Indonesia Terus Cari Celah Tingkatkan Peluang Ekspor ke Meksiko
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
-
Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
-
Budget 7 Juta Dapat Honda Vario Bekas Tahun Berapa? Cek Rekomendasinya
-
Mobil Bekas Xpander 2017 Masih Layak Dibeli? Cek Harga dan Spesifikasinya
-
Daya Pikatnya Susah Ditolak, Berapa Pajak Tahunan dan Harga Innova Reborn Diesel?
-
5 SUV Matic 100 Jutaan Gak Ngos-ngosan di Tanjakan, Sekeluarga Nyaman Liburan ke Gunung
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Harga Rp7 Jutaan: Bisa Buat Sekolah, Kuliah hingga Sunmori di 2026
-
Pesona Toyota Alphard Harga LCGC Bekas: Cek Taksiran Pajak dan Penyakit yang Sering Muncul
-
Beda Pajak LMPV Avanza vs Xpander: Ada yang Tembus Rp5,2 Juta, Mending Mana?
-
Bak Bumi dan Langit, Adu Pajak Tahunan BYD Atto 1 vs Honda Brio Satya