Para ilmuwan di laboratorium di Petten, Belanda, dalam proyek penelitian Eropa yang disebut MacroFuels, sedang mencari cara terbaik untuk mengubah gula rumput laut menjadi bahan bakar.
Dalam jangka panjang, mereka tidak lagi harus memproduksi botol, tetapi berton-ton etanol dan barel butanol.
"Pertama kita ambil rumput laut. Dan kemudian kami menggunakan air untuk mengeluarkan gula dengan beberapa enzim atau asam," kata Jaap Van Hal, seorang ahli kimia & manajer inovasi di biorefinery, TNO dan koordinator ilmiah proyek macrofuel.
"Dan kemudian Anda mendapatkan larutan gula, dan sama seperti Anda menghasilkan anggur atau bir, Anda memfermentasinya menjadi Etanol atau Butanol, dan Anda mencampurnya dengan bensin atau solar normal untuk menghasilkan E10 dan kemudian Anda mengendarai mobil Anda di atasnya."
Harus diproduksi besar-besaran biar murah
Lebih banyak produksi biofuel berarti lebih banyak biomassa rumput laut. Berkat skala ekonomi dan mekanisasi, para peneliti berharap dapat memotong biaya produksi bahan bakar hingga 100 persen.
Bersama dengan komersialisasi produk rumput laut lainnya, ini bisa membuat bahan bakar layak secara ekonomi di masa depan.
Namun perlu diketahui bahwa pakar juga mengungkap bahwa saat ini produksi bahan bakar dengan bahan rumput laut lebih mahal, dan baru bisa akan makin murah jika dilakukan secara besar-besaran.
"Saat ini, harga satu liter biofuel berbasis rumput laut terlalu tinggi, mungkin seratus kali lebih mahal daripada bahan bakar tradisional. Tetapi ketika skalanya akan naik, harganya akan turun, dan kita akan masuk ke kisaran di mana kita akan bersaing dengan bahan bakar tradisional," kata Bert Groenendaal, seorang ahli kimia & koordinator proyek R & D di SIOEN.
Baca Juga: Gaikindo Tanggapi Rencana Pertamina Hapus BBM Jenis Pertalite Tahun Ini
Para ilmuwan memperkirakan bahwa akan memakan waktu sekitar 25 tahun agar teknologi ini menguntungkan dalam skala yang sangat besar.
Berita Terkait
-
Gaikindo: Indonesia Berpeluang Ekspor Mobil Listrik ke Australia
-
Gus Miftah Kena Getah TikToker, Kritik Debat Pilpres Dan Keangkuhan Diundang Jokowi
-
Tiga Capres-Cawapres Hadiri Paku Integritas KPK, Ada Debat Soal Berantas Korupsi?
-
Puja-puji TKN Sambut Maruarar Sirait Yang Resign Dari PDIP: Ara Itu Wedus Kalung Usus!
-
Ingat BJ Habibie dan Gus Dur, Marshel Widianto Bocorkan Sosok Prabowo Subianto Sebenarnya
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Daftar Harga Mobil Nissan Terbaru 2025, Mulai dari Seri MPV Sampai SUV
-
5 Tips Merawat Motor Listrik saat Musim Hujan, Biar Gak Cepat Rusak
-
Apakah Mesin Xforce dan Xpander Sama? Simak Perbedaan Spesifikasinya
-
5 Motor Matic Bekas 150cc Termurah: Harga Tak Melilit, Mesin Elit
-
BYD M9 MPV Hybrid Penantang Wuling Darion Resmi Meluncur
-
Terpopuler: Daihatsu Bikin Mobil 2-Tak? Kena Cuci Steam Bisa Mogok
-
7 Pilihan Motor Listrik yang Aman Dipakai saat Hujan, Gak Takut Korslet di Jalan
-
Berapa Harga Honda Brio Bekas dari Tahun ke Tahun? Cek Spesifikasi dan Pajak
-
4 Mobil Toyota yang Dikenal Badak dengan Harga di Bawah Rp100 Juta
-
Daihatsu Siap Sambut Era Etanol, Semua Model Kompatibel dengan E10