Suara.com - Usia kendaraan listrik (EV) disebut bisa mencapai 18 sampai 20 tahun, sedangkan usia pakai baterai yang berkisar 3.000 sampai 5.000 kali pengisian daya demikian dikatakan peneliti senior International Council on Clean Transportation (ICCT) Georg Bieker dalam sebuah konferensi video di Jakarta, Rabu (28/2/2024).
"Kalau kami aplikasikan kedua data ini ke dalam capaian jangkauan jarak tempuh, pengguna EV dapat dengan mudah dibawa hingga 1 juta kilometer, ini sangat jauh," kata Bieker dalam acara Workshop Media: Course to Zero (Emissions).
Hasil studi ICCT menilai kendaraan listrik memiliki jangkauan tempuh lebih terbatas dibandingkan kendaraan berbasis mesin pembakar bahan bakar minyak (BBM) internal atau 'Internal Combustine Engine' (ICE).
Namun, usia pakai yang jauh lebih lama karena bagian-bagian komponen penggerak yang lebih sederhana dibandingkan kendaraan berbasis ICE yang memiliki komponen-komponen lebih rumit.
Kelebihan lainnya adalah daur ulang komponen-komponen penggerak kendaraan listrik juga dimungkinkan. Misalnya baterai, kalau didaur ulang maka kita bisa mendapat kembali nikelnya, kobalt, dan bahan-bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat baterai.
"Jadi dapat menggunakan kembali material-material itu untuk pabrikan baru," kata Bieker yang diketahui berbicara di Jakarta dari Kota Berlin, Jerman lewat aplikasi Zoom.
Belum lagi menghitung risiko biaya pencemaran, seperti perawatan kesehatan pernapasan setelah menghirup gas buang dari kendaraan ICE. Itu sebabnya, EV disebut memiliki suatu siklus hidup yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan ICE.
Elektrifikasi penuh armada kendaraan global ditambah jaringan listrik bebas energi fosil diperlukan untuk membatasi pemanasan global di bawah dua derajat Celsius.
Kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) lebih direkomendasikan untuk mencapai target tersebut, dibandingkan jenis fuel-cell electric vehicle (FCEV) atau hibrida, dan kendaraan hibrida yang memakai colokan isi daya (plug-in hybrid).
Baca Juga: Target Penjualan Mobil Listrik 50% Mercedes-Benz Diundur, Apa Sebab?
"Meskipun hybrid dan plug-in hybrid menawarkan efisiensi energi, tapi mereka tetap masih mengandalkan penggunaan energi fosil," kata Bieker.
Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) Rachmat Kaimuddin yang hadir dalam acara tersebut mengatakan pemerintah mendukung elektrifikasi pada sektor transportasi.
Itu karena konsumsi energi fosil menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca dan polusi udara.
"Konsumsi energi fosil yang masih tinggi pada sektor industri dan sektor transportasi. Keduanya memberi dampak terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca dan polusi udara," tutup Rachmat. [Antara]
Berita Terkait
-
Apple Kubur Mimpi Bikin Mobil Listrik
-
Sempat Paksakan Elektrifikasi Kendaraan, Kini Joe Biden Melunak?
-
Kreatif, Renault Sulap Mobil Kunonya Jadi Berteknologi Canggih dan Modern
-
Ciut Nyali, Kalah dari Xiaomi: Apple Batal Bikin Mobil Listrik Swakemudi
-
Carsurin dan NBRI Siap Bangun Fasilitas Pengujian Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
Terkini
-
Apa Tanda Busi Harus Diganti? Pertamina Sebut Komponen Ini yang Bikin Motor Brebet
-
3 Skutik Retro Pengganti Vespa untuk Gen Z Bergaya yang Bujetnya Mepet
-
Duel MPV Listrik Rp 300 Jutaan untuk Keluarga Modern: Pilih Kabin Lega Wuling atau Teknologi BYD?
-
Cari Mobil Sekelas Avanza tapi Elektrik? Tengok Dulu Daftar Harga BYD November 2025
-
BYD Lanjutkan Ekspansi Kendaraan Listrik ke Kawasan Timur Indonesia
-
7 Mobil Mitsubishi Termurah Keluaran Tahun 2000 ke Atas: Lengkap dengan Spesifikasi dan Harganya
-
3 Mobil Listrik dengan Fitur Fast Charging untuk Pengisian Cepat
-
4 Mobil Ikonik Pahlawan Nasional: Gagah di Jalan, Berjasa di Medan Perjuangan
-
Suzuki Fronx Made in Cikarang Terbukti Jadi SUV Paling Aman di ASEAN, Uji Tabrak Jadi Bukti
-
Ramai Wuling Darion, BYD Siap Goyang dengan Hadirkan M9 dengan Teknologi AI di Dalamnya