Suara.com - Siapa yang belum pernah merasakan stres karena proyek gagal? Kalau kamu pernah, kamu pasti bisa sedikit membayangkan beratnya beban yang sedang dipikul Lei Jun, CEO Xiaomi. Bukan soal gagal bikin smartphone atau gadget baru, tapi soal gebrakan besar mereka di dunia otomotif: mobil listrik Xiaomi SU7.
Ternyata, membuat mobil listrik tidak semudah membuat ponsel pintar. Lei Jun sekarang tahu betul betapa rumit dan menegangkannya masuk ke industri ini.
Baru-baru ini, Lei Jun curhat panjang lebar di Weibo, media sosial populer di China, tentang beratnya beberapa bulan terakhir.
Dilansir dari CarnewsChina, ia bahkan sampai absen dari media sosial, membatalkan sejumlah pertemuan, dan menunda perjalanan bisnis.
Dalam tulisannya, ia mengaku bahwa ini adalah masa paling menantang sejak Xiaomi berdiri. Tampaknya tekanan datang dari berbagai arah, dan bukan hanya urusan teknis semata.
Salah satu kontroversi utama yang memicu gejolak adalah update perangkat lunak SU7 yang mengurangi tenaga mobil dari 1.548 hp menjadi sekitar 900 hp.
Walaupun langkah ini diambil demi alasan keselamatan, banyak konsumen merasa dikecewakan.
Reaksinya pun cukup keras, sehingga Xiaomi terpaksa mundur dan menyatakan akan lebih berhati-hati dalam menerapkan pembaruan perangkat lunak di masa depan.
Masalah belum berhenti di situ. Beberapa pemilik SU7 Ultra mengeluh tentang kap mesin berbahan serat karbon yang dinilai tidak sesuai dengan ekspektasi. Mereka merasa Xiaomi menjanjikan lebih dari yang benar-benar diberikan.
Baca Juga: Beli Mobil Wuling Bisa Bawa Pulang BinguoEV
Ibarat memesan makanan dengan gambar menggiurkan, tapi yang datang justru jauh dari ekspektasi.
Namun, insiden paling menyayat datang pada 29 Maret lalu. Sebuah kecelakaan tragis yang melibatkan SU7 menewaskan tiga orang mahasiswi.
Peristiwa ini mengguncang publik dan jadi pengingat bahwa keselamatan dalam otomotif bukan hanya fitur tambahan, melainkan inti dari segalanya.
Dunia mobil, terutama mobil listrik yang masih terus berkembang, menuntut standar tinggi yang tidak bisa dikompromikan.
Di tengah badai kritik dan tekanan, Lei Jun tetap berusaha tegar. Ia mengaku kekuatan dan semangatnya datang dari dukungan para penggemar dan rekan-rekan bisnis.
Kata-katanya di Weibo mencerminkan upaya kerasnya untuk terus maju, meskipun langkahnya sedang terseok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 Rekomendasi Mobil Listrik untuk Wanita: Desain Elegan, Fiturnya Bikin Berkendara Makin Nyaman
-
Rekomendasi Mobil Listrik Stylish untuk Ibu Muda
-
5 Mobil Listrik Bekas Rp100 Jutaan: Baterai Super Awet, Murah Biaya Perawatan
-
One3 Motoshop Buka Peluang Pebisnis Aftermartket di IMHAX 2025
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
2 Mobil Listrik yang Cocok untuk Perjalanan Bisnis Jarak Dekat, Pilih Kecil Gesit atau Muatan Besar?
-
KUIS: Seberapa 'Anak Mobil' Kamu?
-
Beda Pajak Motor Listrik vs Motor Bensin Biasa, Lebih Murah yang Mana?
-
7 Rekomendasi Mobil Keluarga 3 Baris Rp70 Jutaan: Irit, Kabin Lega, dan Hemat Perawatan
-
One3 Motoshop Hadirkan Brand Asal Jepang Active dan Galespeed di IMHAX 2025